Samarinda (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan bahwa penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Kaltim 2008 harus dievaluasi, terutama yang menyangkut banyaknya cabang olahraga yang dipertandingkan. Pernyataan tersebut disampaikan Jusuf Kalla saat menutup secara resmi PON XVII Kaltim 2008 di Stadion Palaran Samarinda, Kamis. PON 2008 Kaltim yang mempertandingkan total 43 cabang olahraga dengan 749 nomor itu dibuka secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di tempat yang sama 5 Juli lalu. "Kita harus mengevaluasi bagaimana PON yang patut. Karena begitu banyak cabang, tentu sulit untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya," kata Wapres yang didampingi istri Ny Mufidah Kalla, Menegpora Adhyaksa Dault, Penjabat Gubernur Kaltim Tarmizi A. Karim dan Ketua Umum KONI-KOI Rita Subowo. Lebih jauh Jusuf Kalla mengharapkan Kantor Menegpora dan KONI secara bersama melakukan evaluasi terhadap PON XVII Kaltim 2008 agar PON mendatang berlangsung lebih efisien serta pencapaian prestasi yang lebih baik. Sebelumnya, Jusuf Kalla pernah melontarkan kritikan atas banyaknya cabang olahraga yang dipertandingkan dan meminta agar panitia PON mengacu kepada cabang Asian Games atau Olimpiade. "Pada kesempatan ini, saya ingin memberikan penghargaan kepada Menegpora, KONI, Pemerindah Daerah dan masyarakat Kaltim," katanya. Sebelumnya, Penjabat Gubernur Kaltim Tarmizi A. Karim dalam sambutan mengatakan bahwa PON XVII Kaltim 2008 merupakan pesta olahraga terbesar yang pernah digelar dalam sejarah olahraga di Tanah Air. Selain memperpertandingkan cabang olahraga terbanyak dengan medali terbanyak, jumlah daerah peserta juga semakin banyak karena bertambahnya jumlah provinsi, yaitu 33. "PON 2008 adalah PON dalam sejarah nasional dengan berbagai peristiwa dan dinamika, ada tawa dan suasana gembira, kesedihan, kemarahan dan jabat tangan," katanya. PON XVII Kaltim 2008, menurut Tarmizi, juga telah melahirkan Stadion Palaran yang megah dengan pembangunan yang hampir menelan biaya Rp1 triliun, serta pembangunan arena di enam kabupaten dan kota lainnya. Dengan sarana dan fasilitas yang begitu lengkap dan megah, Tarmizi berharap agar Stadion Palaran bisa dijadikan sebagai pusat olahraga (sport center) usai PON. Acara penutupan kemudian diisi dengan atraksi kesenian daerah Kaltim dan Riau. Riau adalah tuan rumah PON 2012 mendatang. Kesenian daerah Kaltim menampilkan Tari Kanjar Ganjur dari Kutai, sementara Riau menampilkan Goyang Rancak. Tarian yang cukup menarik perhatian sekitar 40.000 penonton tersebut adalah Tari Gantar Bejamu, yaitu ketika 350 penari yang semua perempuan, mengajak para atlet untuk menari. Kemudian para penari tersebut mengolesi muka atlet dengan sejenis bedak berwarna putih, sebagai simbol agar tamu selalu mengenang Kaltim. Pada saat yang bersamaan, angkasa di atas Stadion Palaran berubah terang benderang dengan atraksi kembang api sekitar lima menit. PON XVII Kaltim 2008 menampilkan Jawa Timur sebagai juara umum dengan mengumpulkan medali emas terbanyak, yaitu 139 emas, 114 perak dan 111 perunggu, disusul juara bertahan DKI Jakarta dengan 122 emas, 118 emas dan 123 perak. Sementara tuan rumah Kalimantan Timur yang semula hanya menargetkan peringkat kelima, ternyata secara mengejutkan berada di urutan ketiga (116-110-115), mengungguli Jawa Barat dan Jawa Tengah.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008