Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Abdul Salik Khan mengatakan pihaknya akan mengajak Indonesia, dalam kerangka kerja trilateral yang tengah dijalankan dengan Turki dan Malaysia, untuk memerangi islamofobia.

Dalam wawancara khusus saat mengunjungi LKBN ANTARA di Jakarta, Kamis petang, Dubes Salik Khan menyebut Indonesia sebagai negara yang penting dalam upaya tersebut karena memiliki populasi Muslim terbesar di dunia.

“Indonesia sangat penting. Tak hanya di Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), tetapi Indonesia juga salah satu negara terpenting di ASEAN,” katanya.

Baca juga: Dubes Pakistan harap PM Imran Khan segera kunjungi Indonesia

Dia menjelaskan saat ini, pemerintah Pakistan, Malaysia, dan Turki tengah membentuk mekanisme trilateral untuk menyebarkan informasi dan menciptakan lingkungan yang dapat menjadi wadah pemahaman Islam dan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.

Menurut dia, banyak penganut agama Islam yang masih belum memahami pesan perdamaian yang dibawa oleh agama mereka sendiri, sehingga mereka terpengaruh oleh paham-paham radikal.

“Islamofobia didasari oleh aktivitas radikal yang dilakukan oleh kelompok tertentu yang kehilangan arah. Mereka tak sepenuhnya paham pesan Islam yang sesungguhnya,” ujar Salik Khan.

Baca juga: Pakistan tegaskan isu Kashmir bukan persoalan bilateral

Dia pun menegaskan bahwa tak ada agama manapun yang mendorong penganutnya melakukan aksi terror yang berseberangan dengan pesan perdamaian.

Salah satu bentuk kerja sama tersebut adalah dengan membuat sebuah stasiun televisi yang fokus melawan islamophobia yang menyebarkan pesan dan tujuan Islam yang mencakup perdamaian kepada seluruh warga dunia dengan berbagai macam agama yang dianut.

Baca juga: Pakistan harap bisa tingkatan ekspor ke Indonesia

“Begitu mekanisme ini terbentuk, saya harap negara Muslim lainnya, terutama Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, dapat memiliki peran besar dalam upaya menyebarkan pesan ini. Islam adalah perdamaian,” katanya.

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019