Kathmandu (ANTARA News) - Para anggota majelis konstituante Nepal, Sabtu mulai memberikan suara untuk memilih presiden pertama negara itu setelah penghapusan sistem monarki awal tahun ini. Pemilihan itu dilakukan persis 50 hari setelah majelis yang sama dengan suara mayoritas besar memutuskan mengakhiri Dinasti Shah berusia 240 tahun dan menetapkan negara itu sebagai satu republik. Periode menjelang pemilihan itu ditandai dengan pertikaian politik yang meningkat di antara partai-partai politik yang memerintah yang meretakkan aliansi tiga tahun itu. Pra anggota parlemen akan memilih presiden dari tiga kandidat yang mewakili tiga partai politik utama. Kandidat itu harus menjamin satu mayoritas sederhana dalam majelis yang beranggotakan 601 orang tetapi dengan partai-partai tidak sepakat dengan satu kandidat, diperkirakan tidak satu partaipun akan memperoleh mayoritas yang diperlukan, kata para pengamat. "Jika tidak ada kandidat yang memperoleh suara mayoritas, maka dua kandidat teratas akan bertarung kembali bagi pemungutan suara berikutnya," kata sekretariat parlemen. "Pemilihan itu harus rampung Sabtu petang dan negara itu dapat memiliki seorang presiden baru Sabtu petang," kata sekretariat itu. Kandidat yang didukung kelompok Maois Ram Raja Singh unggul tipis atas para pesaingnya, sekjen Kongres Nepal Ram Baran Yadav dan Ramprit Paswan dari Partai Komunis Nepal-Persatuan Marxis Leninis (PN-UML). Akan tetapi, aliansi pada menit terakhir antara Partai Kongres Nepal dan CPN-UML mengubah perimbangan menyeluruh dan pertarungan dua kandidat kini tampaknya mungkin terjadi. Semua tiga kandidat berasal dari etnik minoritas Madhesi yang memiliki banyak perwakilan di Nepal selatan. Singh, yang memimpin pemberontakan bersenjata terhadap monarki itu dengan melakukan serangan-serangan bom di beberapa lokasi di Kathmandu termasuk istana raja 23 tahun lalu. Ia dihukum mati dalam sidang pengadilan tanpa kehadiran dia tetapi tidak pernah ditangkap dan tinggal di pengasingan di India. Parlemen juga akan memilih seorang wakil presiden, satu jabatan yang diperebutkan oleh empat kandidat. Maois memiliki 210 anggota di parlemen tetapi masih belum mencapai mayoritas. Partai itu telah melakukan konsultasi dengan partai berdasarkan etnik untuk memilih presiden mereka, demikian dpa.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008