Jakarta, (ANTARA News) - Panitia Khusus Hak Angket BBM DPR mengagendakan pemanggilan perusahaan minyak multinasional asal Arab Saudi, Saudi Aramco yang selama ini banyak memasok minyak mentah ke PT Pertamina (Persero). Wakil Ketua Pansus Hak Angket BBM DPR Sutan Bhatoegana di Jakarta, Selasa mengatakan, pihaknya akan menyelidiki kewajaran transaksi pengadaan minyak mentah Pertamina yang berasal dari Saudi Aramco tersebut. "Kami akan bandingkan transaksinya dengan pembelian minyak mentah dari Rusia yang konon jauh lebih murah," katanya. Pansus akan memanggil semua pihak baik perusahaan maupun institusi yang terkait dengan kenaikan harga BBM secara langsung maupun tidak langsung. "Karenanya, kami juga akan panggil pihak-pihak yang selama ini disebut-sebut sebagai `mafia` pengadaan minyak mentah," katanya. Berdasarkan bahan tertulis Pertamina saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR tertanggal 25 Juni 2008, Aramco memasok minyak ke Pertamina melalui kontrak jangka panjang. Tercatat, antara bulan Januari-Mei 2008, Aramco memasok 3,6 juta barel minyak mentah setiap bulannya atau lebih dari 50 persen dari total kebutuhan Pertamina. Sutan menambahkan, Pansus Hak Angket BBM juga menyelidiki kewajaran transaksi pengadaan minyak mentah Pertamina yang berasal dari dalam negeri yakni bagian pemerintah dan pembelian dari kontraktor minyak. "Volume dan nilai transaksinya jauh lebih besar dari pembelian `spot,`" katanya. Pengadaan minyak mentah Pertamina yang berasal dari dalam negeri yakni bagian pemerintah dan pembelian kontraktor minyak mencapai 65 persen. Sedang, pembelian melalui impor hanya tercatat 35 persen yang terdiri dari kontrak jangka panjang 68 persen dan "spot" 32 persen. Pada 2007, Pertamina tercatat membeli minyak mentah buat memenuhi kebutuhan kilang sebesar 855 ribu barel per hari yang berasal dari dalam negeri 534,04 ribu barel per hari atau senilai 13,877 triliun dolar AS, Sementara, impor 320,96 ribu barel per hari senilai 8,729 triliun dolar AS. Dari porsi impor tersebut, sebanyak 218,25 ribu barel per hari atau 68 persen melalui kontrak jangka panjang dan 102,71 ribu barel per hari lewat "spot." Berdasarkan data Pertamina, selama 2007-2008, impor minyak mentah melalui "spot" mencapai 45,95 juta barel yang 9,1 juta barel atau 19,8 persen di antaranya dilakukan Gold Manor Int Ltd. Sedang, pemasok lainnya adalah Kipco sebesar 7,2 juta barel (15,67 persen), Concord 6,55 juta barel (14,25 persen), Petronas Trading 6,05 juta barel (13,17 persen), Astra Oil Pte Ltd 3.6 juta barel (7,83 persen), PPT 3,3 juta barel (7,18 persen), dan Petral tiga juta barel (6,53 persen). Namun, jika dibandingkan total pengadaan minyak mentah Pertamina baik yang berasal domestik dan impor, maka kontribusi Gold Manor hanya sekitar dua persen. Sutan menambahkan, saat ini, Pansus tengah membentuk tim kecil yang beranggotakan satu orang setiap fraksinya. Tim akan bertugas menyusun program kerja Pansus. "Mudah-mudahan setelah reses ini, Pansus bisa berjalan," katanya. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008