Jakarta (ANTARA News) - Sambil menutupi wajah dengan kedua telapak tangan untuk menghindari bidikan kamera wartawan, Verry Idham Henryansah alias Ryan (34) ke luar dari ruang pemeriksaan di gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, pekan lalu. Sebelum menuju ke Rutan umum Polda Metro Jaya, Ryan sempat menyatakan bahwa ia nekad membunuh Heri Santoso karena cemburu. "Dia ingin kencan dengan pacar saya. Saya jadi cemburu," katanya sambil tetap menutup rapat wajah dengan kedua telapak tangan. Ryan mengaku, emosinya memuncak karena Heri malah akan membayar mahal jika dapat berkencan dengan pacarnya, Noval, seorang teman dekat Ryan. Saat pertengkaran, Noval sebenarnya tidak ada di lokasi kejadian. Heri mengetahui sosok Noval dari foto yang ada di album milik Ryan. Ketika melihat foto Noval, Heri pun langsung jatuh hati dan ingin berkencan. Noval bukan sosok cewek tapi seorang laki-laki. Ketiga orang ini merupakan bagian dari kelompok yang suka dengan sesama jenis. Rasa cemburu Ryan dan keinginan Heri yang kuat untuk kencan dengan Noval membuat Ryan dan Heri terlibat pertengkaran hingga berbuah perkelahian. Dalam perkelahian yang berlangsung di salah satu kamar di apartemen di Jl Margonda Depok, 11 Juli 2007, Ryan yang kalap membunuh Heri dengan pisau dan potongan besi. Pisau yang dipakai diambil dari dapur yang ada di apartemen. Bukan hanya menusuk Heri hingga tewas, Ryan juga memotong tubuh Heri menjadi tujuh bagian Tidak itu saja, wajah Heri juga disayat-sayat. AKP Danang, seorang penyidik di Polda Metro Jaya mengatakan, tindakan Ryan itu dilakukan secara spontanitas dan tidak ada unsur perencanaan. "Ryan memotong tubuh Heri agar memudahkan untuk mengangkat saja. Kan tubuhnya berat," kata penyidik ini. Usai memutilasi, potongan tubuh Heri sempat dicuci di kamar mandi agar darahnya tidak menetas ketika mayatnya dibawa ke luar apartemen. Esok harinya, 12 Juli 2006, Ryan membuang potongan tubuh itu di Jl Kebagusan, Jakarta Selatan dengan naik taksi. Agar tidak mencurigakan, potongan tubuh di masukkan dalam tas. Namun, berkat kejelian polisi, Ryan pun tertangkap di tempat kosnya di Depok. Aril Dalam pemeriksaan, penyidik Polda Metro Jaya menghubungkan kasus mutilasi ini dengan hilangnya Aril Somba Sitanggang (34) alias Aril yang pernah dilaporkan keluarganya pada Mei 2008. Sebenarnya, polisi pernah memeriksa Ryan dalam kasus hilangnya Aril namun ia dilepaskan karena tidak cukup bukti. Berdasarkan bukti dan keterangan Ryan, polisi menduga, Ryan telah membunuh Aril dan jasadnya dimakamkan di dekat rumah orang tuanya di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Polisi pun datang ke rumah itu pada Senin, 21 Juli 2008 sambil membawa Ryan untuk menunjukkan lokasi penguburan jasan Ryan. Di lokasi kejadian, polisi malah menemukan empat mayat dalam dua lubang yang salah satu mayatnya diyakini sebagai jasad Aril Salah satu korban diduga berjenis kelamin wanita. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Carlo Brix Tewu yang memimpin pembongkaran jasad korban menyebutkan, jasad perempuan itu ditemukan dalam satu liang bersama dua mayat laki-laki lainnya di belakang pintu dapur rumah keluarga Ryan. "Sedang satu jasad lainnya berjenis kelamin laki-laki ditemukan petugas dalam sebuah liang di bawah pohon bambu yang berjarak sekitar lima meter dari liang tempat tiga jasad lainnya dikuburkan," kata Carlo. Sendiri Dalam pemeriksaan lanjutan setelah penemuan empat mayat, Ryan mengaku melakukan pembunuhan sendirian di belakang rumahnya di Jl Melati RT-03 RW-07, Desa Jatiwates. "Tersangka mengaku melakukan pembunuhan sendirian. Itu diperkuat dengan kedalaman lubang penguburan empat korban yang hanya 0,5 meter dan satu meter," kata Direskrim Polda Jatim Kombes Pol Rusli Nasution. Menurut Rusli, tersangka mengakui empat mayat yang ditemukan di Jombang itu meliputi satu mayat yang dibunuh pada Juli-Agustus 2007, satu mayat pada Januari 2008, dan dua mayat pada April 2008. Kendati telah ada pengakuan dari Ryan namun motif pembunuhan belum terungkap. "Kalau menyimak pengakuan yang ada, tersangka melakukan sendirian, tapi kemungkinan adanya tersangka lain akan kami selidiki," katanya. Di lokasi itu, polisi menyita barang bukti antara lain linggis batu, dan tali. Tersangka juga mengaku bahwa empat korban dibantai di belakang rumah (kandang ayam), kemudian dikubur di semak-semak (belakang kandang ayam). "Jadi, empat mayat itu dibantai di Jombang, karena itu Polda Jatim akan memeriksa tersangka terkait pembunuhan di Jombang itu, sedangkan Polda Metro Jaya akan memeriksa tersangka terkait kasus mutilasi di Jakarta," katanya. Belum teridentifikasi Hingga kini, keempat mayat itu belum dapat diidentifikasi namun polisi memfokuskan pada salah mayat yang diduga Aril karena adanya data pembanding dari keluarga Aril. "Otopsi belum selesai, karena kami mementingkan ketelitian," kata ahli forensik RS Bhayangkara HS Sjamsoeri Mertojoso, Kompol dr Hery Wijatmoko SpF. Menurut Hery, otopsi yang melibatkan ahli forensik dari Jurusan ahli Forensik dan Antropologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, memprioritaskan satu jenazah yang ditunggui keluarga, karena jenazah diduga kuat anggota keluarganya. "Jenazah yang sudah kami otopsi itu berjenis kelamin laki-laki. Kondisinya relatif utuh, tapi ada jejak kekerasan dengan benda tumpul di kepala," katanya. Semalam, katanya, keluarga jenazah sudah datang untuk mengecek kebenaran jenazah yang dimaksud adalah Aril Somba Sitanggang asal Malang yang telah dilaporkan hilang bulan Mei 2008. Jenazah yang diduga Aril dengan usia sekitar 30-40 tahun itu akan dicek lima ciri khas yakni ciri medis, dental (gigi), sidik jari, properti (baju, celana, celana dalam, sabuk, kaos kaki), dan fotografi. Jika nantinya, keempat mayat itu terbukti menjadi korban kejahatan Ryan, maka ia akan menjadi tersangka tidak saja kasus mutilasi tapi juga pembunuhan berantai.(*)

Pewarta: Oleh Santoso
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008