Jakarta (ANTARA) - Bermain bukan cuma hiburan bagi anak, tetapi juga aktivitas yang penting untuk tumbuh kembang si kecil. Bermain juga bisa jadi sarana mengeratkan hubungan antara orangtua dan anak.

Sesibuk apa pun orangtua bekerja, sempatkan waktu sejenak untuk bermain dengan anak setiap hari meski hanya beberapa menit.

"Setidaknya rutinlah bermain dengan anak selama 10 menit per hari," kata psikolog Alfa Mardhika usai acara Cussons Bintang Kecil di Jakarta, Selasa.

Menghabiskan waktu berkualitas dengan mengajak anak bermain akan membuat anak merasa dirinya berharga dan dicintai. Sepuluh menit itu bisa dilewatkan dengan permainan apa saja, yang penting anak merasa senang. Orangtua bisa memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitar atau menggunakan mainan yang sudah ada.

"Koran bekas juga bisa jadi mainan, misalnya dijadikan bola."

Menurut Alfa, anak-anak bisa bermain meski tanpa mainan karena yang paling ia butuhkan adalah perhatian dari orangtua. Bila anak dibiarkan bermain sendirian tanpa ditemani orangtua, ia akan merasa tidak dihargai dan disayangi. Dampaknya akan terasa ketika anak tumbuh dewasa.

"Kalau dari kecil sudah bonding dan dekat dengan orangtua, saat remaja dia akan menganggap orangtua sebagai orang pertama untuk bercerita."

Namun, patut untuk diingat bahwa mengajak anak bermain berbeda dengan mengintervensi.

"Prinsip utama bermain itu bermain bebas, tidak ada yang benar atau salah. Biarkan anak berimajinasi," ujar dia.

Jadikan anak pemimpin yang menentukan arah hingga jenis permainan untuk merangsang kreativitasnya. Dampingi dan ikuti alur permainan yang diinginkan si kecil. Hati-hati dalam melontarkan komentar yang bisa mengecilkan hati anak.

"Misalnya anak mewarnai gunung dengan gambar merah, enggak perlu 'kok warnanya begitu?'" katanya.

Baca juga: Psikolog: Anak diberi ruang kreativitas
Baca juga: Indonesia belum mendidik kreativitas anak

Terlalu banyak mendengar kritik seperti itu dari orangtua atau orang terdekat saat bermain bisa menumbuhkan rasa tidak percaya diri pada anak. Si kecil juga nanti mudah merasa takut salah dalam melakukan sesuatu.

Bagi anak, bermain bukan cuma aktivitas menyenangkan, tetapi krusial untuk perkembangannya di masa depan. Alfa menuturkan bermain bisa mengembangkan kemampuan sosial, keterampilan tubuh dan juga berdampak pada intelegensi anak.

Baca juga: Kemendikbud : pendidikan anak harus holistik

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019