Jakarta (ANTARA News) - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) versi Muktamar Parung pimpinan Ketua Umum Dewan Syura KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-10 di Kantor DPP PKB di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu. Selain Gus Dur, tampak hadir dalam acara tersebut Sekretaris Dewan Syura PKB H Muhyidin Arubusman, Ketua Umum DPP PKB Ali Masykur Musa, Sekjen DPP PKB Zannuba Arifah Wahid (Yenny), anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR serta jajaran pengurus partai lainnya. Dalam acara itu, Ali Masykur Musa mengatakan PKB dideklarasikan pada 23 Juli 1998 oleh lima kyai besar yang menduduki struktural maupun fungsional wakili PBNU, yakni KH M Ilyas Ruchiyat, KH Munasir Ali, KH Abdul Muchit Muzadi, KH A Mustofa Bisri, dan Gus Dur. Ali Masykur mengatakan, tidak akan pernah ada PKB tanpa Gus Dur selama beliau berkenan menjadi Ketua Umum Dewan Syura. "Gus Dur merupakan sejarah karena beliau deklarator, jadi siapapun yang berupaya menihilkan Gus Dur berlawanan dan tak sejalan dengan semangat sejrah PKB," tegasnya. Menurut Ali, tanggal 23 Juli merupakan sejarah dalam perpolitikan nasional, yakni lahirnya PKB pada 1998 dan pada 2001 setelah dua tahun menjadi presiden, Gus Dur dilengserkan dari kursi presiden. "Dua sejarah besar ini patut disampaikan untuk menujukkan bahwa Gus Dur adalah pencetak sejarah, tidak saja bagi PKB, tapi juga bagi negara," katanya. Dalam kesempatan itu, Ali Masykur menegaskan bahwa apapun yang mendera, PKB tidak pernah surut dalam memperjuangkan prinsip demokrasi, kejujuran, dan keadilan. Ali Masykur meminta seluruh jajaran pengurus PKB di daerah untuk merapatkan barisan, terus melakukan konsolidasi, dan tidak "cengeng" menghadapi kondisi PKB saat ini, karena Pemilu 2009 sudah dekat. "Kita masih menunggu kasasi ketiga terkait Muktamar di Parung. Kita berharap kebenaran akan datang dan kita akan menang," katanya menutup sambutannya. Menandai Harlah ke-10 PKB itu, dilakukan pula doa bersama dan pemotongan tumpeng. (*)

Copyright © ANTARA 2008