Surabaya (ANTARA News) - Salah satu dari tiga jenazah yang diduga menjadi korban pembunuhan Verry Idham Henryansah alias Ryan (34) dari Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Jombang, berasal dari ras Eropa (Kaukasus). "Tapi, dia belum tentu warga asing, sebab bisa saja dia memiliki darah keturunan asing (ras Eropa), tapi dia asli Indonesia karena hasil perkawinan," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Jatim, Kombes Pol Rudy Herdisampurno, di Surabaya, Jumat. Hingga kini, katanya, jenazah dari ras Eropa itu belum ada data pembanding dari keluarga, karena belum ada orang yang mengaku sebagai anggota keluarganya dan datang ke RS Bhayangkara HS Sjamsoeri Mertojoso, Mapolda Jatim. "Hasil identifikasi masih sangat minim data-datanya untuk memastikan kebenaran korban dengan nama yang ada, karena itu data-data dari hasil identifikasi Polda Jatim itu dikirim ke Bidokkpol Mabes Polri untuk dilakukan tes DNA," katanya. Didampingi Kasubbid Publikasi Humas Polda Jatim, AKBP Suhartoyo, dan ahli forensik RS Bhayangkara Polda Jatim, dr Hery Wijatmoko SpF, ia menjelaskan tes DNA itu membutuhkan waktu 1-2 minggu, sehingga hasil identifikasi korban Ryan baru diketahui 1-2 minggu lagi. "Tapi, kami mengimbau keluarga korban untuk memberikan data-data primer, terutama rekam medik dari gigi agar empat jenazah dapat dicocokkan dengan keluarga yang masih hidup," katanya. Tentang sidik jari, katanya, keluarga korban yang menyetorkan sidik jari korban ada dua, tapi hanya satu jenazah yang dapat dicek sidik jarinya. "Hasil sidik jari itu juga dikirim sebagai salah satu sampel untuk tes DNA," katanya. Mengenai tanda-tanda adanya mutilasi, ia mengatakan tidak ada tanda-tanda mutilasi kepada empat jenazah yang "dihabisi" Ryan di belakang rumah orang tuanya di Jombang itu, tapi semua korban ada tanda-tanda kekerasan akibat benda tumpul di kepala. "Bahkan, ada satu jenazah yang memiliki luka kepala sangat besar. Hal lain yang sudah pasti adalah semua jenazah adalah laki-laki," katanya. Hingga kini, empat orangtua "korban" Ryan (34) sudah menjalani tes darah dan kelengkapan lainnya untuk dilanjutkan ke tes DNA, namun orangtua dari "korban" Ryan yang diduga ras Eropa belum ada yang datang. "Jadi, ada empat orang tua yang kami cocokkan datanya dengan tiga jenazah yang bukan ras Eropa, sehingga ada satu orang tua yang kami ragukan memiliki anak menjadi korban Ryan," katanya. Orang tua yang diragukan adalah Tumijo dan Misinem dari Nganjuk. Keduanya memiliki anak bernama Agil Ardiawan yang menghilang pada April 2006, padahal Ryan melakukan pembunuhan pada 2007-2008. Tiga orangtua "korban" yang diambil sampel untuk tes DNA adalah keluarga Aril Somba Sitanggang dari Malang, Jatim. Mereka adalah Rizan dan Ganda Harapan Sitanggang. Untuk keluarga korban Vincensius Yudi Priono dari Wonogiri, Jateng, yang diambil sampel DNA adalah Raimina Rusdi. Sementara itu, keluarga korban Guruh Setio Pramono dari Nganjuk, Jatim, yang diambil sampel DNA adalah Sri Sumiyati (ibu), Sulistianto, dan Erik Triadi Keempat korban itu "dihabisi" Ryan di pekarangan rumah milik orang tuanya di Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Sebelumnya, Ryan membunuh dan memutilasi teman dekatnya, Heri Santoso, hingga tujuh potongan di Depok pada 12 Juli 2008, kemudian dibuang di Jalan Kebagusan, Jakarta. Informasi lain menyebutkan bahwa satu dari empat mayat dibunuh pada Juli-Agustus 2007, satu mayat pada Januari 2008, dan dua mayat pada April 2008, sebab penyebab kematian dan motif pembunuhan masih samar. (*)

Copyright © ANTARA 2008