uangnya ditabung, dibelikan kapal lagi, jangan dibelikan macam-macam
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meresmikan sebanyak 16 kegiatan yang termasuk dalam program prioritas dalam rangka membangun dan melesatkan sektor kelautan dan perikanan nasional.

Menteri Susi, dalam acara peresmian yang berlangsung di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, Kamis, juga melakukan video conference atau sambungan video jarak jauh antara lain dengan sejumlah Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT), serta nelayan di sejumlah daerah.

"Tolong dijaga (sumber daya kelautan dan perikanan), uangnya ditabung, dibelikan kapal lagi, jangan dibelikan macam-macam," kata Menteri Susi saat berbincang dengan nelayan yang terdapat di SKPT Morotai yang terletak di Provinsi Maluku Utara.

Baca juga: Menteri Susi pimpin penenggelaman kapal di tiga kota

Sebelum melakukan sambungan video jarak jauh, Menteri Kelautan dan Perikanan juga meninjau bangunan gudang pendingin (cold storage) berkapasitas  1.000 ton yang terletak di Kawasan Perikanan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.

Selain bangunan cold storage di Muara Baru Jakarta, sebanyak 16 kegiatan prioritas tersebut antara lain adalah SKPT Sebatik, SKPT Merauke, SKPT Morotai, SKPT Talaud, SKPT Biak, dan SKPT Mimika.

Baca juga: Menteri Susi: jadikan penangkapan ikan ilegal kejahatan lintas negara

Kemudian, Pabrik Pakan Pangandaran, Embung Pangandaran, Politeknik Bone, Politeknik Kupang, Politeknik Jembrana, Politeknik Pangandaran, Akademi Komunitas Wakatobi, Kantor Karantina Wilayah Sebatik, serta Pasar Ikan Modern Bandung.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bertekad bahwa pelayanan publik dan perizinan harus cepat dan tidak berbelit-belit agar tidak menghambat investasi dan kinerja dunia usaha sektor perikanan.

Tolak ukur dari pelayanan prima adalah cepat, terjangkau, terukur, sederhana, akuntabel, dapat diakses dengan mudah, inovatif dengan kompetensi SDM yang melayani dengan profesional dan bersih.

Baca juga: Menteri Susi resmikan SKPT di Kabupaten Natuna

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019