Jakarta (ANTARA News) - Setelah gagal tampil di konser Tembang Melodi Kenangan yang digelar Obie Mesakh beberapa bulan lalu, pemusik Fariz RM tampil memuaskan kerinduan penggemarnya di Rolling Stone Live Venue, Jalan Ampera Raya, Jakarta, Jumat (25/7) malam. Lewat pertunjukan bertajuk FARIZ RM The Anthology Live Concert, di lokasi yang merupakan taman belakang kantor majalah Rolling Stone, Paiz (nama kecil Fariz), membawakan tidak kurang dari 14 lagunya yang pernah mencetak hits di era 1980an hingga 1990an "Kita santai saja ya," katanya, usai membuka konser dengan melantunkan lagu Sungguh dan Di Antara Kata. Sang maestro ingin konsernya berlangsung tanpa ada batas dengan penonton. Meski demikian, penyelenggara tetap hanya mengizinkan fotografer bekerja dari sisi depan panggung untuk dua lagu pertama. Ratusan penonton pun terlihat santai, tidak ada yang berebut tempat di posisi paling depan. Padahal, kursi-kursi empuk warna putih yang disediakan diatur memanjang ke belakang, ke segala sisi hingga yang terhalang pepohonan sekalipun. Lebih dari itu, tata suara Marshall dan tata cahaya yang digunakan boleh dibilang sangat mumpuni dalam menunjang penampilan musisi-musisi yang mengawal Paiz. Donny Suhendra, misalnya, terlihat begitu nyaman dengan gaya khasnya yang hanya atraktif memainkan melodi-melodi apik saat mengambil posisi "lead". Gitaris Krakatau Band era 1980an itu tidak sekalipun menoleh ke amply monitor, apalagi mengutak-atik pengatur volume maupun efek suara pada alat tersebut. Penampilan sangat rileks dan bersahaja pun terlihat pada bassist Agam, drummer Edi Syahronie, Iwan Wiradz maupun the second keyboardist yang digaet Paiz dari Dian HP Band. Setelah tuntas membawakan repertoir Suzie Bhelel, yang sarat warna blues terutama pada sound rock-organ, dan Persimpangan, Paiz bertutur tentang ketertarikannya pada seorang penyanyi muda yang dikatakannya sebagai "Paiz Banget", "Gadis muda ini betul-betul merefleksikan Fariz RM saat berusia kira-kira 25 tahun, masing `ting ting`," katanya. "Dia punya banyak kesamaan dengan saya. Sama keras kepalanya, sama kacaunya," katanya lagi, dan kali ini kebanyakan penonton tertawa lebar. Paiz lalu memanggil Sherina untuk menemaninya membawakan lagu Hasrat & Cinta dan Nada Kasih secara duet. Usai menyanyikan lagu itu, Sherina beranjak ke belakang panggung sambil berucap, "Makasih Om." "Oom, inget tuh. (Dia panggil saya) Oom," kata Paiz sambil menunjuk ke arah penonton, yang lagi-lagi menyambutnya dengan tertawa besar. Sang maestro kemudian membawakan dua nomor berbahasa Inggris, Sundown At Midnight dan Your Smile, yang diciptakannya di Spanyol untuk album Barcelona. "Gilanya, lagu-lagu untuk album itu saya buat tanpa alat musik, karena waktu ke sana saya memang tidak bawa satupun instrumen musik," katanya. FARIZ RM The Anhology Live Concert juga menampilkan artis dan musisi muda White Shoes & The Couples Company dan Koil. Dalam jumpa pers sore harinya, Paiz mengaku tertarik pada White Shoes karena kelompok ini betul-betul memainkan musik yang sangat mirip dengan musik tahun 1989-an. Sementara Koil dikatakannya sebagai punya kesamaan dalam hal semangat mengawal musik pop/rock progresive seperti dirinya di Tanah Air. White Shoes diminta membawakan nomor Selangkah Ke Seberang dan Kurnia & Pesona dari album debut Fariz (1978). Paiz sempat berkelakar ketika mengatakan, "Giring pasti belum lahir waktu itu," sambil melempar senyum ke arah vokalis Nidji tersebut, yang menonton di deretan kursi paling depan bersama Ikang Fauzi. Berikutnya tampil kelompok Koil membawakan dua lagu, Lensa Kamar Putih dan Sirkus Optik. Di sini, Paiz benar-benar hanya menempatkan diri pada posisi pemain tamu. Waktu telah menunjukkan pukul 21.30 WIB ketika Koil dan Fariz turun paggung, dan musisi pengawal Faris kembali ke atas pentas. Permainan solo perkusi dan dram oleh Iwan dan Edi menjadi interlude lagu Sakura, hingga Paiz naik dan menggantikan posisi Edi pada drum. Paling akhir, tembang termahal Barcelona pun dilantunkan dengan komposisi musik tak jauh berbeda dari aslinya, kecuali alunan melodi dan ritem gitar yang dahulu diisi oleh gitaris Edane, Eet. Pertunjukan musik Fariz Rustam Munaf yang digagas Majalah Rolling Stone itu merupakan konser tunggal Paiz yang kedua dalam lima tahun terakhir, sejak ia tampil di Balai Sidang Jakarta (JCC) pada 2003. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008