Darwin (ANTARA News) - Latihan "Kakadu" IX Angkatan Bersenjata Australia bersama delapan negara lain yang melibatkan sekitar 2.000 personel mulai Senin (28/7) memasuki tahap mengasah kemampuan kepelautan, setelah mereka menyelesaikan tahap latihan pangkalan dari 21 hingga 27 Juli. Kepala Departemen Operasi KRI Hasanuddin-366 Satkor Koarmatim TNI AL, Mayor Laut (P) Salim, dalam penjelasannya di Darwin, Jumat malam, mengatakan kegiatan kemampuan kepelautan ini merupakan tahap tiga dari tujuh tahap latihan yang melibatkan belasan kapal perang dan kapal selam Australia, Malaysia, Singapura, Selandia Baru, Papua New Guinea, Pakistan, Jepang dan Thailand. Salim bersama Mayor Laut (P) Ridwan Prawira, S.T. (perwira TNI AL di Koarmabar) menjadi perwira peninjau dalam latihan yang berlangsung 19 hari itu. Selain Indonesia, negara-negara yang hanya mengirim perwira peninjaunya adalah India dan Filipina. "Tahap tiga ini berlangsung hingga 31 Juli dan dilanjutkan dengan latihan kekuatan gabungan dari satu hingga empat Agustus, latihan pertempuran laut dengan `tactical freeplay` selama kurang lebih 48 jam pada tanggal lima sampai tujuh Agustus," katanya. Latihan bersama di kawasan latihan militer Darwin di Australia Utara itu dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan AL Australia (RAN) bersama kekuatan angkatan laut internasional dalam latihan keamanan laut dan perkembangannya serta menguji kesiapsiagaan unsur RAN yang terlibat. Selama pelaksanaan Kakadu IX/2008 RAN menunjukkan kapal perang barunya HMAS Sirius dengan Anzac Class Frigate HMAS Toowomba, Adelaide Class Frigate HMAS Merlbourne, dan kapal selam Collinn Class HMAS Collins, Armydable Class Patrol Boat HMAS Maryborough dan HMAS Maitland serta dua kapal ranjau HMA Ship Diamantina dan Gascoyne. Kekuatan pertahanan Australia lainnya adalah Air Force Hornet dan Fighter Hawk dan dua AP-3C Orion, kata Salim. Selain untuk menjaga kemampuan pertempuran laut dan meningkatkan peran serta dan kerja sama dengan kekuatan kawasan maupun dalam operasi koalisi, Latihan Kakadu IX/2008 itu juga dimaksudkan untuk menjaga kemampuan pengetahuan kelautan sesuai dengan prosedur dan keselamatan, meningkatkan kemampuan individu dan gabungan, serta memberi kontribusi di bidang pertahanan dan keamanan laut, katanya. Selama latihan, Jepang mengerahkan kapal perangnya JDS Samidare dan helikopter "Seahawk", Malaysia (KD Jebat), Perancis (Flotilla 25F), Selandia Baru (5SQN, 1 x P-3K), Pakistan (PNS Babur (DD), heli Allouette, PNS Nasr (AO) dan heli Seaking), PNG (kapal perang HMPNGS Rabaul (PB) dan HMPNGS Dreger (PB), Singapura (RSS Vigour (MCV), RSS Vengeance (MCV) dan 121 SQN (1 x F50 enforcer) serta Thailand HTMS Sukothai (FSGM) dan 102 SQN (1 x P-3T), katanya. Setelah latihan tempur selesai, para peserta akan mengkaji ulang rangkaian pelatihan yang baru dilakukan sebelum diadakan acara penutupan pada 8 Agustus mendatang. Pada 9 Agustus para peserta latihan meninggalkan pelabuhan Darwin. Pada Latihan Kakadu sebelumnya, Indonesia sempat mengirim sebuah kapal perangnya. (*)

Copyright © ANTARA 2008