Jakarta (ANTARA News) - Panitia Khusus Hak Angket BBM DPR diminta fokus menyelidiki kewajaran transaksi pengadaan minyak mentah yang berasal dari produksi dalam negeri. Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Pri Agung Rakhmanto, di Jakarta, Minggu mengatakan, Pansus mesti melihat secara komprehensif pengadaan minyak mentah baik yang berasal dari dalam negeri maupun impor. "Kalau mau serius, sebenarnya Pansus hanya tinggal selangkah lagi dalam penyelidikannya," katanya, seraya menambahkan sebab secara teknis, Pansus tidak akan terlalu sulit membuktikan adanya kejanggalan dalam pengadaan minyak. Namun, lanjut Pri, Pansus akan kesulitan membuktikan, apabila memasukkan pula pertimbangan politis. Wakil Ketua Pansus Hak Angket BBM DPR, Sutan Bhatoegana, berjanji akan bekerja profesional dan melihat permasalahan secara komprehensif. Menurut dia, Pansus akan memanggil semua pihak baik perusahaan maupun institusi yang terkait dengan kenaikan harga BBM baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan bahan tertulis PT Pertamina (Persero) saat rapat dengan Komisi VII DPR 25 Juni 2008, pengadaan minyak mentah domestik, yang berasal dari bagian pemerintah dan pembelian kontraktor, mencapai porsi terbesar yakni 65 persen. Sedang, pembelian minyak mentah Pertamina melalui impor mencakup 35 persen, terdiri atas kontrak berjangka panjang (term) sebesar 68 persen dan sewaktu-waktu (spot) 32 persen. Pertamina 2007 tercatat membeli minyak mentah buat memenuhi kebutuhan kilang sebesar 855 ribu barel per hari yang berasal dari dalam negeri 534,04 ribu barel per hari senilai 13,877 triliun dolar AS dan impor 320,96 ribu barel per hari senilai 8,729 triliun dolar AS. Dari porsi impor tersebut, sebanyak 218,25 ribu barel per hari atau 68 persen melalui kontrak jangka panjang dan 102,71 ribu barel per hari lewat "spot." Berdasarkan data Pertamina selama 2007-2008, impor minyak mentah melalui "spot" mencapai 45,95 juta barel yang 9,1 juta barel atau 19,8 persen di antaranya dilakukan Gold Manor Int Ltd. Sedang, pemasok lainnya adalah Kipco sebesar 7,2 juta barel (15,67 persen), Concord 6,55 juta barel (14,25 persen), Petronas Trading 6,05 juta barel (13,17 persen), Astra Oil Pte Ltd 3,6 juta barel (7,83 persen), PPT 3,3 juta barel (7,18 persen), dan Petral tiga juta barel (6,53 persen). Namun, jika dibanding keseluruhan pengadaan minyak mentah baik yang berasal dari domestik maupun impor, kontribusi Gold Manor hanya sekitar dua persen. Dirut Pertamina Ari Soemarno menyatakan, kesiapannya buka-bukaan soal pengadaan minyak mentah dan BBM ke Panitia Khusus Hak Angket BBM DPR. Ia membantah, proses tender pengadaan minyak berjalan tidak transparan. Sementara Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Fasial juga membantah telah mengatur tender impor minyak, sehingga pemenangnya hanya perusahaan tertentu saja. Menurut dia, pemenang tender selalu ditentukan melalui proses seleksi yang sangat ketat. "Mana ada `trader` yang mau diatur," katanya. Faisal mengakui, ada sebanyak 42 perusahaan yang terdaftar sebagai mitra usaha terpilih, namun masalahnya, hanya sedikit yang benar-benar memiliki minyak. (*)

Copyright © ANTARA 2008