Denpasar (ANTARA News) - Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI) Miranda S Goeltom berpendapat bahwa untuk melakukan pembangunan berkonsep ramah lingkungan dibutuhkan insentif segar dari pemerintah. Menurut Miranda usai menutup sebuah seminar lingkungan di Nusa Dua Bali akhir pekan ini, Indonesia bisa mengadopsi upaya yang dilakukan di sejumlah negara yang memberikan insentif pajak bagi industri yang memperhatikan lingkungan. Dalam penerapan pembangunan ramah lingkungan, menurut Miranda, muncul biaya tambahan sehingga dibutuhkan insenstif dari pemerintah untuk bisa dapat mewujudkannya. Miranda juga mengungkapkan bahwa dalam seminar yang diikuti oleh bank sentral dari beberapa negara dari Eropa, Afrika, Asia di Bali itu telah mengakui setiap negara berhak untuk berkembang dan maju. "Dalam pemanasan global ini jangan hanya membebankan pada negara tertentu saja, melainkan harus menjadi tanggung jawab setiap negara," ungkap Miranda. Dalam perkembangan industri ini memang memberikan dampak, yakni bertambahnya emisi dari proses industri, sehingga perlu upaya untuk meminimalisasi dampak tersebut dengan industri ramah lingkungan. Untuk setiap negara memiliki perlakuan sendiri-sendiri agar bisa menyukseskan pembangunan yang ramah lingkungan. Miranda sebelumnya juga mengatakan bahwa perlu semua pihak dalam menyukseskan hal ini, tidak hanya pemerintah, BI, namun pihak swasta juga perlu ikut serta untuk menyukseskan pembangunan ramah lingkungan ini. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008