Samarinda (ANTARA News) - Gerakan Rakyat Kaltim Berdaulat (Garda) akan menurunkan massa untuk mendukung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim menggelar Pilgub Kaltim Putaran Kedua. Ketua Garda, H Sahar Angka di Samarinda, Minggu, menegaskan bahwa aksi unjukrasa itu akan berlangsung pada Senin pagi di GOR Segiri. "Aksi ini merupakan gerakan moral untuk mendukung KPU Kaltim agar tetap konsisten menjalankan Undang-undang No 12 tahun 2008 dan tetap melanjutkan tahapan Pilgub Kaltim Putaran Kedua," ujar Sahar Angka. Massa Garda kata dia, tidak mewakili satu kelompok massa apalagi etnis tertentu. Garda kata Sahar Angka berasal dari berbagai elemen masyarakat di Kaltim. "Kami berjuang demi tegaknya hukum di Indonesia dan tidak mengatasnamakan satu kelompok ataupun etnis tertentu," katanya. Aksi unjukrasa Garda lanjut Sahar Angka hanya berlangsung di GOR Segiri pada pukul 08:00-10:00 Wita. "Kami juga ingin menunjukkan kepada masyarakat, bahwa menyampaikan aspirasi itu tidak harus memblokir jalan atau menduduki kantor KPU Kaltim. Setelah menyampaikan pernyataan sikap oleh para tokoh masyarakat, massa Garda selanjutnya membubarkan diri," ungkap Sahar Rangka yang juga menjabat Ketua Forkas (Forum Komunikaksi antara suku) Kaltim. Hasil pernyataan sikap itu lanjut dia, akan disampaikan kepada KPU Kaltim melalui perwakilan Garda. "Kami tidak menginginkan KPU Kaltim bekerja atas tekanan sehingga setelah menyampaikan sikap di GOR Segiri, hasilnya akan diantar oleh beberapa perwakilan saja ke KPU Kaltim. Jadi, kami tidak datang membawa massa agar mereka (KPU Kaltim) bisa bekerja dengan tenang," ungkap Ketua Garda itu. Dihubungi terpisah, Sekretaris FKPMKT (Forum Komunikasi Persaudaraan antar Masyarakat Kalimantan Timur), Y Hibau, meminta masyarakat Kaltim, menyikapi berbagai permasalahan yang terjadi terkait Pilgub Kaltim. "Saya melihat, situasi Kaltim akhir-akhir ini, sudah sangat menghawatirkan sebab berbagai aksi unjukrasa sudah mengarah pada benih konflik horizontal," katanya. "Masyarakat Kaltim harusnya menyikapi masalah itu dengan bijak. Saya juga meminta kepada pengunjukrasa agar tidak membawa etnis, sebab ini persoalan politik dan bukan masalah SARA," imbuh Hibau.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008