Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir (SB) menyebut Indonesia miskin pemimpin bangsa karena para tokoh yang berkuasa berakhir dengan kegagalan. Selain itu, ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Minggu, para pemimpin yang mendapat amanat rakyat tersebut hanya melahirkan para pengikut fanatik. "Pemimpin dikatakan berhasil jika melahirkan para pemimpin baru. Sebaliknya seorang pemimpin dikatakan gagal jika hanya melahirkan pengikut, apalagi pengikut fanatik," ujarnya. Soekarno, lanjut Bachir, dikenal hebat karena berhasil membawa bangsa Indonesia ke alam kemerdekaan. Begitu juga dengan Soeharto yang ditakuti selama 32 tahun ketika Orde Baru berkuasa. Namun demikian, ia melanjutkan, baik Soekarno maupun Soeharto, keduanya gagal sebagai seorang pemimpin karena hanya melahirkan pengikut saja. "Keduanya bukan pemimpin yang berhasil karena hanya melahirkan pengikut. Padahal, pemimpin yang hebat dan sukses adalah jika melahirkan para pemimpin baru yang jauh lebih hebat dari dirinya," ucapnya. Gejala pemimpin yang hanya melahirkan pengikut, katanya, berlanjut dengan para presiden setelah Soekarno dan Soeharto. Gejala tersebut juga dialami para pemimpin ormas, parpol, dan organisasi keagamaan. Bachir mengaku ingin jadi pemimpin yang berhasil dan karena karena itu dia menolak dikultuskan di PAN. Dia juga menolak dukungan berlebihan dari para kader partai sehingga di kemudian hari mereka berubah jadi pengikut. "Saya tak butuh pengikut. Saya ingin saat memimpin PAN ini lahir para pemimpin baru yang dicintai rakyat dan mampu mengelola negara," katanya. Para pemimpin baru itu, menurut dia, harus lebih hebat dari dirinya. Dia lantas menyebut sejumlah kader PAN yang lahir menjadi pemimpin hebat di daerah seperti Zukifli Nurdin yang sukses sebagai Gubernur Jambi, Masfuk (Bupati Lamongan, Jatim), Dede Yusuf (wakil Gubernur Jabar) dan Nur Alam (Gubernur Sultra). "Mereka punya kreativitas luar biasa sehingga dicintai rakyat. Saya tidak ingin dikelilingi para pengikut. Saya ingin orang seperti mereka lahir jadi pemimpin-pemimpin hebat," katanya. "Kalau bisa lebih hebat dari saya, janganlah jadi pengikut saya atau siapa pun," pengusaha asal Pekalongan ini menambahkan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008