Semarang (ANTARA News) - Petani di Jawa Tengah kini perlu mengintensifkan pengendalian hama wereng coklat yang menyerang tanaman padi, kata Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jateng, Ir Siti Narwanti. Serangan hama wereng coklat pada tanaman padi di Jateng pada musim kemarau ini, kata Narwanti, di Semarang, Minggu, cenderung meningkat sehingga petani jangan sampai lengah dan perlu terus melakukan kewaspadaan serta pengendalian hingga tuntas. Ia mengatakan, hama wereng coklat yang menyerang tanaman padi ini memang perlu perhatian serius dan pengendaliannya jangan menunggu serangannya banyak karena hama wereng ini cepat berkembang, jika serangannya meluas akan sulit pengendaliannya. Para petani di daerah serangan wereng memang sudah ada gerakan pengendalian secara swadaya, kegiatan ini perlu terus ditingkatkan untuk menekan serangan hama tersebut dalam upaya mengamankan tanaman padi supaya dapat berproduksi optimal. Menurut dia, serangan hama wereng pada tanaman padi di Jateng keadaan pertengahan bulan Juli 2008 seluas 1.870 hektare atau meningkat dibandingkan dengan keadaan serangan pada tanggal 27 Juni 2008 hanya seluas 223 hektare. Serangan wereng pada tanaman padi pada pertengahan Juli 2008 itu, kata dia, sebagian besar ringan dan yang puso hanya satu hektare, tetapi petani lengah dan tidak menggiatkan pengendaliannya kemungkinan serangannya akan meluas dan kerusakannya meningkat. Tanaman padi di Jateng yang terserang wereng tersebut terutama di wilayah Kabupaten Pekalongan seluas 1.500 hektare, Pemalang 100 hektare, Kota Pekalongan 76 hektare, dan lainnya seperti di Batang, Demak, dan Banjarnegara. Oleh karena itu, kata dia, untuk menekan populasi hama wereng petani jika mengetahui ada populasi serangan wereng pada tanaman padinya supaya secepatnya melaporkan kepada petugas pertanian di lapangan dan melakukan pengendalian terhadap hama tersebut. Serangan wereng tersebut memang sedikit dibandingkan dengan luas tanaman padi di Jateng yang totalnya pada pertengahan Juli 2008 mencapai sekitar 480.000 hektare, tetapi jika dibiarkan serangannya akan meluas dan kemungkinan bisa mengganggu produksi padi di provinsi ini, katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008