Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia di perdagangan Asia, Selasa, turun, terimbas kekhawatiran kemungkinan melemahnya permintaan minyak AS dan semakin meningkatnya ketegangan soal program nuklir kontroversial Iran, para dealer menyatakan. Dalam perdagangan, kontrak utama New York, untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman September turun 1,07 dolar menjadi 120,34 dolar per barel dari 121,41 dolar pada penutupan lantai perdagangan di Amerika Serikat Senin. Minyak mentah Laut Utara jenis Brent untuk pengiriman September turun 77 sen menjadi 119,91 dolar per barel. Harga-harga minyak turun di bawah 120 dolar di New York dan London Senin untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, menyusul indikator ekonomi AS terbaru yang menunjukkan tanda-tanda pelemahan perekonomian terbesar dunia itu, kata dealer, seperti dilaporkan AFP. Amerika Serikat, pengguna energi terbesar dunia, dan Iran adalah negara produsen minyak mentah terbesar keempat di dunia. Para pedagang mencemaskan gangguan pasokan dari Republik Islam itu jika ketegangan dengan Barat meningkat atas program nuklirnya yang kontroversial. Diplomat senior dari Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan China membicarakan perkembangan terakhir melalui telepon, Senin, dan menyepakati untuk mendorong langkah baru terhadap Iran, jika negara itu bertahan dengan program nuklirnya. Amerika Serikat telah meminta Iran memenuhi batas waktu pekan terakhir untuk merespon paket insentif internasional yang membujuk Iran untuk membekukan pengayaan uraniumnya di tengah peringatan sanksi baru. Menurut pemerintahan negara-negara Barat, program atom Iran mecakup pembuatan senjata nuklir, namun Teheran membantahnya dan mengatakan program nuklir tersebut untuk memproduksi pembangkit listrik sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Ketegangan atas program nuklir Iran membantu mendorong harga minyak mencapai rekor 147 dolar AS per barrel bulan lalu. (*)

Copyright © ANTARA 2008