Jakarta (ANTARA News) - Akibat tertekan harga komoditas, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa pagi ditutup turun 1,62 persen. IHSG turun 36,049 poin menjadi 2.191,626 dan indeks LQ45 terkoreksi 9,587 poin atau 2,07 persen ke posisi 453,177. Analisa dari PT Paramitra Alfa Sekuritas, dalam ulasan pasarnya, mengungkapkan, penurunan indeks berlanjut karena aksi jual terhadap saham-saham komoditas serta pelemahan pada bursa regional. Beberapa bursa di kawasan Asia mengalami penurunan, di antaranya bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng ditutup turun 850,57 poin atau 3,72 persen ke posisi 22.012,02 dan bursa Singapura dengan indeks Straits Times terkoreksi 40,22 poin atau 1,40 persen ke level 2.835,95. Selain itu harga minyak minyak dunia yang kembali turun dibawah level 120 dolar AS per barel menekan harga komoditas pasar internasional turun dan ini membuat saham-saham energi dan tambang mengalami tekanan. Sementara itu, pergerakan saham sektor perbankan dalam sesi pagi ini juga sedikit mengalami aksi "profit taking" mengingat tingginya inflasi menjadi faktor pendorong bagi Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuannya pada hari ini. Kondisi inilah yang membuat perdagangan saham di BEI didominasi yang turun sebanyak 99 jenis dibanding yang naik hanya 36 dan 50 stagnan. Penurunan indeks dipimpin oleh melemahnya beberapa saham unggulan, seperti saham Bumi Resources terkoreksi Rp450 ke harga Rp5.400, Telkom yang turun Rp150 menjadi Rp7.800, Adaro Energi melemah Rp40 ke harga Rp1.550, Indo Tambang Raya tergerus Rp1.900 ke Rp26.550, Inco terkikis Rp200 menjadi Rp4.100, Aneka Tambang menurun Rp75 ke posisi Rp2.250, Tambang Batubara Bukit Asam tertekan Rp850 ke Rp12.200, Bank Mandiri melemah Rp25 ke Rp3.025 dan Bank BNI turun Rp20 menjadi Rp1.400. Perdagangan yang tertunda dan baru mulai pukul 10.45 WIB ini, volume hanya mencapai 643,315 juta saham dengan nilai Rp1,416 triliun dari 16.714 kali transaksi. (*)

Copyright © ANTARA 2008