Kediri (ANTARA News) - Ratusan warga Kelurahan Bandar Lor, Kota Kediri, Jawa Timur minta ganti rugi kepada PT PLN terkait pemadaman listrik secara mendadak yang merusakkan perangkat elektronik mereka. "Kami minta PLN tidak tinggal diam, peristiwa yang terjadi pukul 11.00 WIB tadi telah merusakkan pesawat televisi kami," kata Sukardi, warga Kelurahan Bandar Lor nomor 53 RT 28/RW VI, Selasa. Menurut dia, sekitar pukul 11.00 WIB listrik di rumahnya tiba-tiba padam. Setengah jam kemudian listrik menyala lagi, namun hanya beberapa menit. "Setelah itu padam dan televisi kami mengeluarkan asap sepertinya ada komponen yang terbakar," katanya mengenai pesawat televisi yang baru tiga pekan dibelinya dengan harga Rp1,6 juta itu. Selain Sukardi, perangkat elektronik warga yang tinggal di RW VI Kelurahan Bandar Lor juga bernasib sama dalam peristiwa tersebut. "Kulkas kami juga mengeluarkan asap setelah listrik padam yang kedua kalinya itu tadi siang," kata Soim, warga RT 28/RW VI lainnya. Bahkan kulkas dan pesawat televisi milik Daima juga rusak secara bersamaan akibat melonjaknya tegangan listrik yang terjadi selama beberapa menit itu. Sampai sekarang ini Ketua RW VI Kelurahan Bandar Lor, Sukarli masih mendata jumlah perangkat elektronik milik warganya yang rusak dalam kejadian itu. "Kalau jumlah kepala keluarga yang ada di RT VI ini mencapai 1.500 kepala keluarga. Kami belum tahu berapa warga kami yang menjadi korban akibat musibah itu. Yang jelas setelah peristiwa itu, mereka meributkan kerusakan perangkat elektronik mereka," katanya. Dugaan Sabotase Sementara itu PT PLN sendiri menganggap kerusakan perangkat elektronik warga akibat raibnya perangkat vital jaringan kabel listrik di sekitar Kelurahan Bandar Lor. "Petugas kami di lapangan melaporkan `kawat nol` sepanjang 75 sentimeter telah hilang. Kawat ini berfungsi untuk menetralkan tegangan. Kalau kawat ini diputus paksa, mengakibatkan tegangan naik hingga lima persen yang juga menyebabkan kerusakan pada perangkat elektronik warga," kata Manajer Unit Jaringan PT PLN Kota Kediri, Cipto Basuki. Ia menduga, hilangnya "kawat nol" itu sebagai bentuk sabotase dari pihak-pihak yang tak menginginkan PT PLN Kota Kediri memberikan pelayanan terbaik kepada 210.000 kepala keluarga. "Mungkin kalau dijual nilainya tak seberapa, lagi pula yang diambil cuma 75 sentimeter. Untuk memotong itu mereka merusak kunci travo. Hanya orang-orang profesional saja yang bisa merusak kunci travo itu," katanya. Insiden itu bukan pertama kali ini saja terjadi di Kediri. Menurut Cipto Basuki, insiden serupa sebelumnya juga terjadi di Kandat, Gurah, Papar, dan Mojo. "Dalam catatan kami sejak tanggal 1 Agustus 2008 lalu, sudah ada tiga kejadian serupa. Terakhir terjadi di Bandar Lor," katanya mengungkapkan. Hingga saat ini petugas Unit Jaringan PT PLN Kediri sedang memperbaiki travo tersebut untuk kembali menormalkan tegangan listrik menjadi 220 volt. Tak ketinggalan beberapa personel Polres Kediri juga diterjunkan ke lapangan guna menyelidiki sebab-sebab terjadinya insiden itu.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008