Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia masih mengalami pelemahan, Rabu, akibat tak adanya faktor positif yang mendorong pasar saham. Hingga 15 menit pertama perdagangan, IHSG melemah 9,078 poin atau 0,42 persen ke posisi 2.176,541 dan indeks LQ45 terkoreksi 3,044 poin atau 0,67 persen ke posisi 449,391. Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, mengatakan IHSG melemah karena belum adanya sentimen pasar yang bisa mendorong indeks bergerak ke arah positif. Menurut Alfian, indeks masih tertekan aksi jual terhadap saham-saham komoditas yang harganya turun dan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikan kembali suku bunga acuannya, BI Rate, sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 9,00 persen. Kondisi ini menjadi pegangan pelaku pasar untuk menjual beberapa saham unggulan, sehingga indek BEI kembali mengalami tekanan. Beberapa saham unggulan yang menekan indeks BEI diantaranya adalah Bumi Resources terkoreksi Rp200 ke harga Rp5.100, Telkom yang turun Rp150 menjadi Rp7.300, Adaro Energi melemah Rp10 ke harga Rp1.540, Indika Energy turun Rp25 ke Rp2.875, Astra Agro Lestari anjlok Rp550 menjadi Rp19.650 dan London Sumatera menurun Rp350 ke posisi Rp6.800. Sehingga kondisi ini tidak membuat indeks BEI tidak mengikuti "rebound"-nya (naik kembali) beberapa bursa regional. Beberapa bursa regional naik karena terdorong penguatan bursa Wall Street AS setelah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunganya tak berubah dan penurunan harga minyak mengurangi kekhawatiran terhadap inflasi yang memicu harapan untuk belanja konsumen. Sentimen tersebut mendorong Indeks Dow Jones Industrial Average yang ditutup naik 331,62 poin atau 2,94 persen menjadi ditutup pada 11.615,77. Penguatan indeks Dow Jones ini diikuti beberapa bursa di kawasan Asia, seperti bursa Tokyo dengan indeks Nikkei 225 yang menguat 287,24 poin atau 2,87 persen ke posisi 13.201,90 dan bursa Singapura dengan indeks Straits Times terangkat 26,29 poin atau 0,92 persen ke posisi 2.886,42. (*)

Copyright © ANTARA 2008