Kabul, (ANTARA News) - Satu tentara anggota gabungan tentara pimpinan Amerika Serikat di Afganistan untuk menempur pejuang Taliban dan pejuang lain tewas dua hari sesudah luka akibat ledakan, kata pasukan itu pada Rabu. Gabungan pimpinan Amerika Serikat tidak menyebut kebangsaan tentara tewas itu, meskipun kebanyakan tentara di pasukan tersebut adalah orang Amerika Serikat. "Satu tentara gabungan meninggal akibat luka dari serangan IED (peledak rakitan) pada Senin di Afganistan barat," katanya dalam pernyataan. Tiga tentara lain luka sesudah bom itu mengenai kendaraan mereka di propinsi Farah, Afganistan barat, pada Senin, kata tentara Amerika Serikat sebelumnya. Farah menjadi titik panas perlawanan pada beberapa bulan terahir dengan pejuang terkait Taliban giat di propinsi itu, wilayah penghasil candu berbatasan dengan Iran. Taliban berkuasa pada 1996-2001 ketika digulingkan gabungan itu, karena melindungi Alqaida. Hampir 70.000 tentara asing berada di Afganistan, sekitar separuh dari mereka serdadu Amerika Serikat. Lebih dari 150 di antara mereka tewas di negara terkoyak perang itu pada tahun ini, sebagian besar akibat kekerasan, sementara sekitar 800 tentara dan polisi Afgan tewas. Empat tentara pimpinan Amerika Serikat luka akibat ledakan bom jalanan di Afganistan, kata pasukan itu pada Selasa. Tentara itu, yang kebangsaannya tidak diumumkan, cedera sesudah kendaraan mereka terkena bom rakitan di propinsi Farah, Afganistan barat, pada Senin, kata jurubicara tentara Amerika Serikat Letnan Nathan Parry. Satu di antara tentara itu menderita beberapa luka, sementara sejumlah lagi cedera ringan, katanya kepada kantor berita Prancis AFP. Sebuah bom pada awal Agustus menghantam iringan tentara sekutu pimpinan Amerika Serikat di jalan keluar kota Kabul, menewaskan seorang tentara dan melukai beberapa lagi, kata pasukan sekutu itu. Polisi Afgan menyatakan bom tersebut ditanam di jalan kotor dan diduga diledakkan dengan kendali jauh. "Seorang tentara sekutu tewas dan seorang lagi cedera sesudah iringan mereka menghantam bom buatan di Kabul," kata pernyataan pasukan sekutu. Pernyataan tersebut tidak menyebutkan kebangsaan tentara tewas itu, tapi sebagian besar dari pasukan sekutu berasal dari Amerika Serikat, yang menempatkan sekitar 32.000 tentara di Afganistan untuk membantu memerangi pejuang, terutama kelompok Taliban. Pada pekan sebelumnya, enam orang tewas akibat pemboman di bagian timur negara tersebut, tempat sebagian besarnya adalah tentara Amerika Serikat. Kementerian dalam negeri menyatakan bom tersebut menghantam kendaraan tentara saat melakukan perjalanan ke luar kota bagian tenggara. Bom rakitan merupakan senjata banyak dipilih pejuang pimpinan Taliban, yang melancarkan perlawanan untuk menggulingkan pemerintah Presiden Hamid Karzai dukungan Amerika Serikat dan menghadapi puluhan ribu pasukan asing di Afganistan. Kabul menderita banyak serangan Taliban, namun sebagian besar kekerasan dilakukan pejuang di bagian selatan dan timur negara itu, tempat mereka bergiat. Gerilyawan Taliban makin giat pada tahun ini dan mengincar rombongan tentara Afganistan serta asing dengan menggunakan bom jalanan serta serangan jibaku. Kelompok bantuan menyatakan kekerasan mencapai tingkat tertingginya sejak 2001. Jumlah serangan gerilyawan lebih besar pada Mei dan Juni jika dibandingkan dengan bulan lain sejak pasukan pimpinan Amerika Serikat dan Afganistan menggulingkan Taliban pada 2001. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008