Jakarta (ANTARA News) - Pelantikan Dr Monty P Satiadarma sebagai rektor baru Universitas Tarumanegara (Untar) bersama Prof Sofia Alisjahbana sebagai pembantu rektor I dinilai kalangan Senat Guru Besar Untar sebagai kompromi yang dipaksakan. "Memang komposisi itu menjadi solusi yang dipaksakan karena kompromi itu tidak sejalan dengan hasil pemilihan rektor," kata seorang anggota Senat Guru Besar Untar saat dihubungi ANTARA News di Jakarta, Rabu. Menurut dosen Untar yang enggan disebutkan namanya itu, hasil akhir pemilihan rektor Untar tersebut telah dirancang pihak-pihak tertentu sejak awal. Oleh karena itu, katanya, apa pun hasil dari proses seleksi calon rektor hanya akan menjadi legitimasi bagi kandidat tertentu saja. Sebelumnya, dalam proses penjaringan calon rektor Untar periode 2008-2012 terdapat empat kandidat dan setelah melalui seleksi tersisa dua kandidat kuat, yakni Dr Monthy P Satiadharma MS Psi dan Prof Ir Sofia W Alisjahbana Msc PhD. Dalam proses itu, yayasan pengelola Untar lebih memilih Dr Monthy P Setiadharma sebagai rektor, sedang sejumlah Guru Besar dan Senat Untar cenderung memilih Prof Sofia sebagai rektor dengan alasan yang bersangkutan memiliki visi, misi, dan program kerja yang baik. Sementara itu, komposisi kepengurusan rektorat 2008-2012 yang dilantik pada 1 Agustus adalah Dr Monty P Satiadarma sebagai rektor dan Prof Sofia W. Alisjahbana sebagai Wakil Rektor bidang Akademik. "Walaupun keduanya telah dilantik, namun nuansa ketidaksetujuan hasil seleksi itu masih dirasakan para dosen di Untar," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008