Gemerlap pesta ulang tahun ke-50 PT Gudang Garam masih belum usai, bahkan beberapa pegawai perusahaan rokok itu sedang sibuk menyambut hajat akbar yang digelar di GOR Sanjaya, Kediri, Jawa Timur. Di gedung olahraga yang berada di tengah kompleks pabrik rokok papan atas di Tanah Air itulah para petenis meja dari berbagai generasi akan merayakan HUT Gudang Garam dengan cara mereka. Namun kabar duka datang dari Singapura. Bos Gudang Garam, Rachman Halim alias Tjoa To Hing, meninggal dunia di Mount Elizabeth Hospital di usianya yang ke-61. Presiden Komisaris PT Gudang Garam, Tbk itu meninggal dunia pada 27 Juli 2008, tepat pukul 05.16 WIB karena penyakit jantung. Tentu saja kabar duka itu sangat mengejutkan, lantaran belum lama sang putra mahkota itu tampil di depan publik saat puncak peringatan HUT Gudang Garam ke-50 di lokasi pabrik Unit III pada 25 Juni 2008 lalu. Dalam acara yang dihadiri mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan suami, Taufik Kiemas itu, Rachman Halim yang saat itu terlihat sehat wal afiat naik ke panggung bersama saudara kandungnya, Susilo Wonowidjojo. Keduanya menyampaikan terima kasih kepada tamu undangan, termasuk beberapa menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu dan Gubernur Jawa Timur Imam Utomo yang hadir dalam acara yang menyuguhkan atraksi dari berbagai ragam budaya itu. Rachman pun menyatakan, terima kasinya kepada masyarakat Indonesia yang masih menaruh kepercayaan yang tinggi terhadap hasil produksi perusahaan yang dirintis ayahnya, Surya Wonowidjojo alias Tjoa Jien Hwie. Bahkan sebagai bentuk terima kasih dan penghargaan, Rachman dan dua saudara kandungnya (Susilo dan Juni Setyawati), menyerahkan 11 kunci rumah kepada para karyawan yang dinilainya sudah cukup lama mengabdi. Di usia perusahaannya yang sudah mencapai setengah abad itu pula, Rachman tengah menyusun kekuatan untuk membangun kembali kejayaan warisan yang ditinggalkan sang ayah itu. Hal ini ditunjukkan Rachman dengan membangun sebuah gedung megah di Jalan Mayor Bismo atau di sekitar Unit I. Gedung yang berada di seberang Sungai Brantas itu nantinya akan digunakan sebagai kantor pusat administrasi PT Gudang Garam. Kemudian, Rachman juga mendirikan gedung berarsitektur multi etnis yang dinamakannya dengan Sasana Kridha Surya Kencana. Dua kemegahan itu seakan menandai awal kebangkitan Gudang Garam dari keterpurukan. Namun Tuhan berkata lain, ketika baru sebulan diangkat kembali sebagai Preskom Gudang Garam dan ketika hendak merayakan ulang tahunnya yang ke-61, Rachman meninggalkan dunia fana ini untuk selama-lamanya. Pengawas Pabrik Pria kelahiran Kediri pada tahun 1947 itu awalnya diberi kepercayaan oleh ayahnya untuk mengawasi perluasan pabrik. Sebagai anak sulung, dia juga ditunjukkan cara-cara meracik saus dan membedakan cita rasa rokok. Setelah terlibat dalam manajemen perusahaan selama beberapa tahun, dia diberi kepercayaan oleh ayahnya sebagai Presiden Direktur pada 1984. Bersamaan dengan usia setengah abad Gudang Garam, Globe Asia mendudukkan Rachman Halim sebagai orang kaya keenam di Indonesia dengan total nilai harta benda yang mencapai dua miliar dolar AS. Sebelumnya dia juga menempati daftar orang terkaya di kawasan Asia dan dunia sebagaimana dirilis Majalah Forbes. Pria yang pendidikan SD dan SMA-nya di Kediri itu meninggalkan seorang istri bernama Feni Olivia alias Oiy Fen Lang, putri seorang pemilik restoran di Bima, Nusa Tenggara Barat, dan dua orang anak. Hingga sekarang manejemen perusahaan belum memikirkan pengganti pria yang akrab di sapa Pak Tohing itu. "Keluarga almarhum dan keluarga besar Gudang Garam masih berduka, sehingga belum terpikirkan siapa yang layak menggantikan posisi beliau," kata Humas PT Gudang Garam, Vidya R Budianti. Peti Seberat 1,5 Ton Kamis (7/8) siang sekitar pukul 12.30 WIB peti jenazah Rachman Halim seberat 1,5 ton yang terbuat dari kayu jati telah diuruk dengan tanah di Pemakaman Cina, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri melalui prosesi upacara pemakaman adat Tiongkok. Ribuan warga memberikan penghormatan terakhir pada Bos Gudang Garam itu. Mereka berduyun-duyun di sepanjang jalan yang dilalui mobil jenazah dan iring-iringan rombongan pelayat. Jenazah berangkat dari rumah duka di Jalan Demak nomor 1, Kelurahan Dandangan, Kota Kediri pada pukul 10.00 WIB. Sebelum menuju jalan raya, kereta jenazah telah diarak mengitari Sasana Kridha Surya Kencana yang berada beberapa meter dari rumah duka. Setelah itu jenazah masuk di lokasi pabrik Unit III lalu menyeberang ke Unit V kemudian melanjutkan perjalanan sejauh lima kilometer menuju makam melalui Jalan Tunggul Wulung, Jembatan Semampir, dan Jalan Dr Sahardjo. Warga rela sejak pagi berada di kompleks pemakaman Cina itu karena rasa cintanya pada almarhum. "Dia yang membantu mensejahterakan ekonomi kami, wajar kalau kami dan beberapa warga lainnya rela sejak pagi ingin memberikan penghormatan terakhir," kata Mulyati, buruh linting pabrik rokok Gudang Garam itu. Untuk memberikan kesempatan kepada karyawan yang hendak memberikan penghormatan terakhir terhadap bosnya itu, manajemen perusahaan meliburkan mereka. Sebelumnya, jenazah Rachman Halim itu akan dimakamkan pada Minggu (3/8) lalu, namun diundur sehingga baru terlaksana Kamis siang. Biarkan dulu, dia istirahat untuk selamanya, karena beberapa saudaranya pun telah siap melanjutkan perjuangan untuk menopang ekonomi masyarakat. Selamat jalan, Pak Tohing......! (*)

Oleh Oleh M. Irfan Ilmie
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008