Bangkalan (ANTARA News) - Sistem pemilihan kepemimpinan secara langsung tak hanya diterapkan dalam skala kepemimpinan publik, tapi juga di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN 1 Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Kamis. Layaknya pemilihan, bupati, gubernur, ataupun presiden, pemilihan ketua OSIS di SMAN 1 Bangkalan itu juga menggunakan pihak pengawas, yang juga disebut Panwas pemilihan OSIS. Demikian juga dengan bahan logistik. Kotak dan bilik suara merupakan kelengkapan pokok pada pemilihan ketua umum OSIS SMAN 1 Bangkalan tersebut. "Cara seperti ini kita gunakan ada beberapa tujuan. Selain ingin memperkenalkan sistem pemilihan pemimpin yang demokratis, juga karena ada sebagian siswa yang sudah memasuki usia pemilih", kata ketua panitia pelaksana pemilihan ketua OSIS, Dimas. Dalam menetapkan calon ketua OSIS, panitia melakukan penjaringan calon yang didukung minimal 50 suara. Dukungan kepada calon yang diajukan para siswa tersebut, dibuktikan dengan menyerahkan kartu anggota OSIS. Menurut Dimas, semula bakal calon ketua OSIS yang mendaftar dan memenuhi dukungan 50 suara sebanyak sembilan orang. "Tapi kemudian kami seleksi dengan berbagai tes, seperti kemampuan bahasa Inggris, kemampuan baris berbaris dan berpidato serta penyampaian visi dan misi, akhirnya yang dinyatakan lolos sebagai calon hanya enam orang", katanya menjelaskan. Pada pemilihan ketua umum OSIS SMAN 1 Bangkalan yang dilakukan secara langsung tersebut, memang tidak menggunakan nama KPU, sebagai pihak penyelenggaran. Tapi untuk pengawas pelaksanaan pemilihan juga menggunakan istilah Panwas, yakni panitia pengawas pemilihan ketua OSIS. "Kalau istilah Panwas kan umum. Bisa untuk Pemilu atau pengawas lainnya. Tapi kalau KPU, itu kan khusus pemilihan umum. Dalam hal ini yang berkaitan langsung dengan negara atau pemerintahan. Jadi teman-teman sepakat tidak menggunakan istilah KPU", katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008