Surabaya (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia siap merekrut para pilot dan mantan karyawan PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang dirumahkan, sesuai kebutuhan dan kualifikasi yang diperlukan. Pernyataan itu disampaikan Presdir & CEO Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, kepada wartawan usai meresmikan pembukaan kantor pusat "Citilink" di Juanda "Business Center" Surabaya, Jumat. "Kami memang memerlukan tambahan pegawai, termasuk pilot. Namun semuanya akan disesuaikan dengan kapasitas dan kebutuhan perusahaan", katanya. Sebelumnya, pemerintah secara resmi setuju mengucurkan dana senilai Rp300 miliar dan merumahkan lebih kurang 1.300 karyawan PT MNA, untuk menyelamatkan perusahaan yang mengalami kerugian Rp20 miliar per bulan itu. "Itu keputusan bapak Presiden", kata Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, seusai rapat terbatas mengenai penyelamatan PT MNA dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Kamis (7/8). Dana sebesar Rp300 miliar itu akan digunakan untuk "golden shake hand" (pesangon) 1.300 karyawan dari 2.590 pegawai MNA, tidak termasuk pilot. Sementara untuk nasib para pilot, Sofyan Djalil menambahkan mereka akan dikerjasamakan dengan PT Garuda Indonesia. "Untuk pilot memang sudah ada standar kualifikasi, tapi tentunya ada spesifikasi dari Garuda yang diperlukan. Misalnya, untuk jenis pesawat tertentu", kata Emirsyah Satar menjelaskan. Ia menambahkan, Garuda Indonesia dan MNA nantinya akan menandatangani kerjasama "business to business", dimana jika Garuda memerlukan tambahan staf atau personalia, maka rekrutmen dilakukan berdasarkan jumlah dan kualifikasi. "Hingga kini kami belum tahu berapa banyak jumlah pilot dan mantan karyawan Merpati yang akan direkrut. Yang jelas, pilot dan karyawan yang nantinya direkrut Garuda statusnya tetap karyawan Merpati. Mereka hanya dipekerjakan di Garuda", katanya. Emirsyah mengungkapkan, pada 2009 mendatang, Garuda Indonesia membutuhkan tambahan sekitar 200 pilot, tenaga mekanik dan lainnya untuk mendukung kegiatan operasional. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008