Katmandu, (ANTARA News) - polisi Nepal menyepak pengunjukrasa Tibet dan memukuli mereka dengan tongkat pada Minggu sebelum menahan sekitar 230 orang, yang berbaris ke kantor konsuler Cina di Katmandu, kata polisi dan saksi. Sedikit-dikitnya, dua orang tampak mengeluarkan darah dari kepala mereka setelah tawuran dengan polisi kerusuhan, yang mencoba melindungi kantor berbenteng Cina itu. Sedikit-dikitnya, 10 orang cedera. Polisi menyatakan menangkap 230 pengunjukrasa, yang menentang penumpasan Cina di Tibet pada Maret dan berteriak "Hidup Dalai Lama" dan "Malu, malu, Cina, malu". Biksu dan biarawati termasuk yang ditangkap. Nepal merupakan rumah lebih dari 20.000 orang Tibet, yang lari dari Tibet setelah pemberontakan gagal terhadap kekuasaan Cina pada 1959. Tapi, negara itu melarang mereka melakukan kegiatan politik menentang Beijing. Katmandu menyatakan Tibet adalah bagian dari Cina, tetangga berpengaruh dan mitra dagangnya, serta mengambil tindakan keras dalam unjukrasa hampir tiap hari terhadap Beijing sejak lima bulan lalu. Yang ditahan biasa dilepaskan pada hari sama. Pada Jumat, yang berwenang menahan lebih dari 1.300 orang Tibet, yang berunjukrasa di Katmandu sewaktu Olimpiade dibuka di Beijing. Polisi membubarkan unjukrasa mendukung Tibet di Katmandu pada Sabtu dan menahan lebih dari 600 pengunjukrasa, yang berusaha menyerang kantor konsuler Cina, kata polisi dan saksi. Pengunjukrasa itu meneriakkan "Tibet merdeka", dimasukkan ke sejumlah truk polisi, kata saksi. Sekitar 2.000 warga Tibet dan pendukung Nepal mereka berunjukrasa menentang Cina di Katmandu pada Kamis, satu hari sebelum pertandingan olimpiade dibuka di Beijing. Sejumlah biarawati berkepala gundul berpakaian warna kuning-jingga dan rahib mengenakan jubah merah lembayung termasuk di antara pengunjukrasa di bagian pinggiran kota Katmandu itu. Banyak pengunjukrasa memegang tasbih dan menyenandungkan doa bagi "perdamaian dunia", duduk di lapangan terbuka di bawah tatapan puluhan polisi. Obor olimpiade dibawa di sepanjang Tembok Besar kuno pada Kamis setelah satu jalur berliku dan sulit keliling dunia, yang sering dibuat sebagai penangkal kilat bagi pengunjukrasa menentang Cina dari orang Tibet dan pendukung mereka. Pengunjukrasa membawa bendera Tibet dan bendera Budha. Mereka mengenakan jaket kuning membawa spanduk betuliskan "Hidup Dalai Lama" dan "Hentikan pemusnahan kebudayaan di Tibet". Pemimpin unjukrasa itu, Tsultrim Dorjee, menyatakan pembukaan olmpiade di Beijing memberi pengasingan itu kesempatan baik untuk menyoroti keadaan buruk mereka. Penyelenggara unjukrasa itu menyatakan polisi merobek gambar Dalai Lama ketika kelompok pengasingan itu bersiap melakukan mogok makan untuk menarik perhatian masyarakat antarbangsa akan keadaan di Tibet. Polisi Nepal pada awal pekan lalu menyatakan menangkap sedikit-dikitnya 300 pengunjukrasa Tiber di luar kedutaanbesar Cina di Katmandu. Pengunjukrasa segera dimasukkan ke kendaraan petugas ketika berusaha bergerak ke arah pintu gerbang utama kedutaan itu dengan meneriakkan "Cina pembohong. Bebaskan Tibet," kata saksi. Sekitar 150 polisi dan sejumlah kendaraan polisi memagari bangunan kedutaan itu sebelum pengunjukrasa tiba di daerah tersebut. Pada bulan lalu, kelompok hak asasi Human Rights Watch menuduh Nepal tunduk pada tekanan Cina agar menggunakan kekerasan dan menangkapi pengunjukrasa Tibet.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008