Jenewa, (ANTARA News) - Pejabat tinggi PBB urusan pengungsi pada hari Minggu menyampaikan keprihatinan besar atas nasib buruk ribuan warga sipil yang terperangkap dalam pertempuran di wilayah separatis Georgia, Ossetia Selatan, dan sekitarnya. "Konflik tersebut telah merenggut korban jiwa sipil dan lebih banyak lagi warga sipil menghadapi ancaman," kata Antonio Guterres, Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR). "Banyak orang memerlukan bantuan dan banyak orang lagi mencari keselamatan di tempat lain," katanya. Dalam satu pernyataan, Guterres mengatakan akses kemanusiaan dan jalan aman untuk mencapai warga sipil yang kehilangan tempat tinggal dan pekerja bantuan yang berusaha menolong mereka sekarang sangat penting. "Penting bahwa berbagai lembaga kemanusiaan dapat mencapai orang-orang yang terpengaruh dan kehilangan tempat tinggal, dan mereka yang terperangkap di daerah konflik diberi jalan ke daerah yang lebih aman sesegera mungkin," katanya. "Sangat mendasar bahwa kedua pihak menghormati semua prinsip kemanusiaan dan menjamin perlindungan serta keselamatan warga sipil," katanya. Beberapa ribu orang yang kehilangan tempat tinggal telah meninggalkan Ossertia Selatan ke berbagai wilayah lain Georgia, dan ribuan orang lagi telah pergi ke arah utara ke wilayah Ossetia Utara, Federasi Rusia, kata pemerintah di sana. Guterres mengatakan UNHCR, yang memiliki kantor di kota Vladikavkaz, Ossetia Utara, siap memberi dukungan kemanusiaan, kalau saja pemerintah Rusia memintanya. Lembaga kemanusiaan tersebut memiliki simpanan bantuan di Georgia dan Federasi Rusia. Sementara itu Komisi Eropa, Ahad, mengumumkan bantuan kemanusiaan darurat bagi warga sipil yang menjadi korban konflik antara Georgia dan Rusia, demikian antara lain isi siaran pers yang disiarkan Komisi tersebut. Komisi itu, sayap pelaksana Uni Eropa, mengucurkan dana satu juta euro dalam bantuan mendesak untuk membantu mengtatasi keperluan kemanusiaan mendesak yang dihadapi ribuan warga sipil yang menjadi korban pertempuran di wilayah Ossetia Selatan dan sekitarnya di Georgia. "Komisi Eropa sangat prihatin dengan pertempuran itu dan mencela jatuhnya korban jiwa serta penderitaan kemanusiaan yang diakibatkannya," kata Louis Michel, Komisaris Eropa bagi Pembangunan dan Bantuan Kemanusiaan. "Kami menyerukan segera dihentikannya permusuhan. Ribuan warga sipil, perempuan dan anak kecil terperang di dalam pertempuran di Ossetia Selatan dan sekitarnya," katanya. Bantuan tersebut "adalah sumbangan pertama untuk memenuhi keperluan pokok kemanusiaan," katanya. "Dana lebih lanjut dapat dikeluarkan segera setelah penilaian akan keperluan di lapangan diselesaikan." Bantuan tersebut akan mengatasi bantuan medis darurat, air dan kebersihan, makanan, barang non-pangan seperti selimut, pakaian, perangkat dapur, perlindungan dan tempat berteduh darurat, demikian antara lain isi siaran pers Komisi itu. "Namun, tim bantuan darurat hanya mampu beroperasi jika semua pihak yang bertikai menghormati hukum kemanusiaan internasional. Akses kemanusiaan dan jalan aman untuk mencapai warga sipil yang kehilangan tempat tinggal serta pekerja bantuan sangat penting," kata Komisaris tersebut. Banyak ahli dari departemen Bantuan Kemanusiaan Komisi itu (ECHO) berada di wilayah tersebut dan secara seksama mengamati situasi kemanusiaan, kata siaran pers tersebut.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008