Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni mengharamkan petugas haji untuk mencari tambahan penghasilan saat betugas melayani jemaah haji Indonesia di Tanah Suci. "Kalau ada petugas haji yang mencari tambahan dengan menjual voucher atau tambahan lain, saya akan coret," katanya saat membuka pelatihan petugas haji PPIH di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin malam. Di hadapan 836 petugas haji di Arab Saudi dari berbagai daerah se-Indonesia itu, ia menyatakan pihaknya akan menaikkan honor petugas, karena itu pihaknya melarang untuk mencari tambahan. "Jangan sampai kadal Mesir juga dijual, karena itu saya harapkan untuk kosentrasi melayani jamaah haji secara profesional, ihlas, dan bekerja sama dengan semua pihak untuk kebaikan bersama," katanya. Dalam pelatihan yang dihadiri Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes Dr I Nyoman Kandun mewakili Menkes Dr dr Siti Fadilah Supari itu, ia meminta para petugas untuk menjaga nama baik bangsa dan negara di Tanah Suci. "Beri pelayanan yang baik dan ramah kepada jemaah haji, tanggalkan atribut selama menjadi petugas. Tak ada beda antara petugas kesehatan dan non-kesehatan, karena semuanya adalah pelayan. Sayyidul qaum qodimi, setiap pemimpin suatu kaum adalah pelayan," katanya. Menurut dia, petugas haji pada akekatnya adalah pelayan publik, karena itu hendaknya memberikan pelayanan yang prima. "Sampai sekarang masih ada jemaah haji yang kecewa dan hal itu berarti pelayanan masih kurang profesional. Kendalanya antara lain petugas yang membimbing masalah agama atau ibadah justru tak mengerti atau kendala bahasa," katanya. Dalam kesempatan itu, Menag meminta petugas memperhatikan masalah pemondokan di Mekkah, markaziyah di Madinah, dan hotel di Jeddah. "Kalau ada sisa, kembalikan kepada jemaah," katanya. Sementara itu, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes Dr I Nyoman Kandun mewakili Menkes Dr dr Siti Fadilah Supari menilai pelayanan kesehatan mengalami perbaikan dibanding tahun sebelumnya. "Indikasinya, angka kematian menurun 30 persen, terutama penyakit pernafasan dan pencernakan yang dialami mayoritas jemaah Indonesia yang sudah tua dan mudah kelelahan," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008