New York, (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia kembali merosot pada Senin waktu setempat, atau Selasa pagi WIB, karena pasar mengkhawatirkan melemahnya permintaan, terutama di zona euro dan China, setelah impor minyak China turun tajam. Sebagaimana dilaporkan AFP, kontrak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman September, turun 75 sen menjadi ditutup pada 114,45 dolar AS per barrel. Kontrak sempat mencapai posisi terendah perdagangan harian pada 112,72 dolar AS, merupakan level terendah sejak 2 Mei. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September merosot 66 sen menjadi mantap pada 112,67 dolar AS, setelah sempat mencapai posisi terendah 111,07 dolar AS per barrel. "Di pasar telah terjadi perubahan signifikan karena dunia sedang menilai kembali aset-aset berdasarkan pada kesehatan ekonomi yang mereka miliki sehubungan dengan menguatnya ekonomi AS secara tiba-tiba," kata Phil Flynn dari Alaron Trading. Para analis Barclays Capital mengatakan para pedagang memusatkan konsentrasinya pada "kecemasan resesi global yang dapat menghambat permintaan minyak." Namun, eskalasi pertempuran di Georgia antara tentara Russia dan Georgia sebagian besar diabaikan, kata para analis. "Pasar mengalihkan mata butanya terhadap masalah saluran pipa minyak Baku-Tbilisi-Ceyhan (BTC) dan eskalasi konfil antara Russia dan Georgia," kata analis Sucden, Nimit Khamar. Ketakutan terhadap resesi di zona euro memperoleh momentum pada Senin, setelah data resmi menunjukkan sebuah penurunan tajam dalam produksi industri di Perancis pada Juni. Para analis mengatakan data tersebut mengindikasikan ekonomi kedua terbesar di blok itu dalam mengalami kontraksi dalam kuartal kedua. Jerman, ekonomi terbesar dalam blok 15 negar tersebut, telah memiliki serangkaian indikator ekonomi yang mengecewakan. Negara ini akan mengumumkan data pertumbuhan kuartal keduanya pada Kamis. Pasar terutam fokus pada berita bahwa impor minyak ke China, importir minyak terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, turun 7,0 persen pada Juli, penurunan terdalam sejak Desember. Harga minyak juga turun karena dolar AS menguat, yang membuat komoditi yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal; untuk para pembeli yang memegang mata uang lemah. Di pasar uang, euro dikutip pada 1,48 dolar AS pada Senin, turun dari 1,50 dolar AS pada Jumat. Sementara, kebakaran pada saluran pipa BTC di timur Turki, yang dipicu sebuah ledakan pekan lalu, mulai pada pada Senin, kata kantor berita Anatolia. Pemberontak sparatis Kurdi mengklaim bertanggung jawab atas ledakan pipa saluran minyak di Provinsi Erzincan tersebut pada 5 Agustus lalu, yang mengakibatkan kegelisahan baru di pasar minyak dunia. Kekhawatiran gangguan pasokan telah mendorong harga minyak mentah dunia mencapai rekor tertinggi di atas 147 dolar AS pada Juli, namun harga minyak telah melemah signifikan dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi global.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008