Beijing (ANTARA News) - Menjadi seorang ibu sekaligus juara Olimpiade bukanlah tugas mudah, namun pada Olimpiade Beijing kali ini banyak ibu yang mencoba meraih medali emas. Beberapa atlet yang kini telah menjadi ibu antara lain pelari marathon Inggris Paula Radcliffe, petenis Amerika Lindsay Davenport dan juara dunia judo tujuh kali dari Jepang Ryoko Tani. Masih banyak lagi ibu yang mencoba meraih emas pada Olimpiade Beijing. Atlet anggar Italia Valentina Vezzali mencoba membuktikan memiliki anak tidak menghalanginya menjadi yang terbaik. Vezzali membuat sejarah Olimpiade dengan menjadi orang pertama yang meraih tiga kali berturut-turut gelar individual. "Anak saya meminta medali. Tapi dia tidak bilang medali apa. Jadi, ini untuk anak saya," kata Vezzali. Atlet judo Xian Dongmei sengaja menunda masalah keluarga demi mewujudkan impian Olimpiadenya. Xian sekarang menjadi ibu peraih medali emas China pertama dan tidak sabar untuk pulang. "Saya rindu anak saya. Segera seusai Olimpiade saya akan pulang," ujar Xian. Xian melahirkan seorang anak perempuan Januari 2007. Ia dinilai "kejam" oleh beberapa media lokal karena tidak lagi memberi ASI kepada anaknya setelah tujuh bulan agar fokus kepada persiapan Olimpiade. Mereka bukanlah satu-satunya ibu super yang meraih emas setelah melahirkan. Atlet Ethiopia Derartu Tulu tahun 2000 kembali meraih medali emas lewat cabang marathon 10.000 meter dua tahun setelah melahirkan anaknya. Pada 1992, Tulu meraih emas lewat nomor yang sama. Atlet lari gawang Australia Jana Rawlinson juga kembali meraih kemenangan pada nomor 400 meter tahun lalu -- delapan bulan setelah melahirkan. Namun tahun ini Rawlinson tidak ambil bagian dalam perebutan medali karena cedera. Perenang Amerika Dara Torres adalah ibu dari seorang putri berusia dua tahun. Pada Olimpiade kali ini Torres menjadi peraih medali cabang renang tertua ketika ia dan ketiga teman timnya berhasil meraih medali perak lewat nomor 4x100 medley gaya bebas pekan ini. "Banyak pria dan wanita paruh baya yang menghubungi saya atau memberhentikan saya di jalan untuk mengatakan saya menjadi inspirasi mereka," kata Torres. Atlet legendaris Jepang Ryoko Tani menjadi sumber inspirasi ibu pekerja di tengah masyarakat Jepang yang didominasi laki-laki. Tani kembali ke dunia olahraganya dua tahun setelah melahirkan anak laki-lakinya pada 2005. Pada Olimpiade Beijing kali ini Tani berhasil meraih medali perunggu. Ia berkata keluarga memberinya inspirasi untuk kembali bertanding meskipun banyak orang merasa Tani akan pensiun. "Tanpa dukungan keluarga, saya tidak akan membuat tantangan baru. Saya akan berdiri di atas tatami (karpet khas Jepang) dengan perasaan yang sama dengan ibu-ibu di luar sana," kata Tani. Paula Radcliffe -- berusia 34 tahun -- bertekad membayar kekalahannya pada Olimpiade Athena 2004. Setelah melahirkan anak pertamanya tahun lalu, Radcliffe kembali dengan kemampuan terbaiknya. Segera setelah melahirkan anaknya, Isla, Radcliffe muncul kembali dengan memenangkan New York marathon. Pada Olimpiade Beijing kali ini ia berharap dapat membuktikan lagi bahwa memiliki anak bukan berarti akhir bagi karir wanita atlet. Davenport juga salah satu ibu yang masih bermain pada WTA Tour tahun lalu setelah melahirkan putranya Jagger. Ia juga mencita-citakan dapat bermain dalam laga Olimpiade. Sayang, cedera membuat Davenport mengundurkan diri dari laga tunggal meskipun ia masih bermain pada nomor ganda. "Saya tidak beranggapan bahwa tubuh saya masih selentur seperti sebelum saya hamil dan melahirkan. Jadi, saya sangat bersemangat untuk mengetahui apa yang dapat terjadi," ujar Davenport setelah laga Australia Terbuka pada Januari -- enam bulan setelah ia melahirkan. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008