Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menetapkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2009 sebagai tahun Peningkatan Kesejahteraan Rakyat dan Pengurangan Kemiskinan dengan tiga prioritas pembangunan nasional. Demikian isi Nota Keuangan RAPBN 2009 yang telah dibagikan kepada anggota DPR RI di Jakarta, Kamis. Rencananya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan membacakan pidato pengantar Nota Keuangan RAPBN 2009 dalam Sidang Paripurna DPR RI Jumat pagi (15/8) besok. Dalam nota keuangan disebutkan tiga prioritas untuk mencapai sasaran itu adalah peningkatan pelayanan dasar dan pembangunan pedesaan, percepatan pertumbuhan yang berkualitas dengan memperkuat daya tahan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur dan energi serta peningkatan upaya anti korupsi, reformasi birokrasi serta pemantapan demokrasi, pertahanan dan keamanan negeri. Dengan tema dan prioritas pembangunan nasional tersebut, maka kebijakan alokasi anggaran belanja pemerintah pusat pada tahun 2009 diarahkan terutama untuk mendukung kegiatan ekonomi nasional dalam memacu pertumbuhan, menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan serta mengurangi kemiskinan. Untuk mencapai target tersebut, kebijakan fiskal pemerintah yang tertuang dalam RAPBN 2009 diarahkan untuk bisa berdampak pada tiga sektor yaitu sektor riil, sektor moneter dan dampak terhadap neraca pembayaran. Untuk mencapai dampak terhadap sektor riil, komponen konsumsi pemerintah dalam RAPBN 2009 disediakan sebesar Rp520,1 triliun atau sekitar 9,8 persen terhadap PDB, sedangkan komponen Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) mencapai Rp171,1 triliun atau sekitar 3,2 persen terhadap PDB. Dengan demikian sejalan dengan peran fiskal dalam memacu perekonomian nasional, maka total dampak RAPBN 2009 pada sektor riil diperkirakan mencapai Rp691,1 triliun atau 13,1 persen terhadap PDB atau meningkat 18,3 persen dari perkiraan realisasi tahun 2008. Untuk dampak bagi sektor moneter, secara total transaksi keuangan pemerintah dalam RAPBN 2009 secara total diperkirakan berdampak ekspansif sebesar Rp290,5 triliun (5,5 persen terhadap PDB). Tingkat ekspansi rupiah dalam tahun 2009 itu menunjukkan peningkatan 3,7 persen dari tingkat ekspansi rupiah dalam perkiraan realisasi APBN-P 2008. Hal ini konsisten dengan upaya pemerintah memberikan stimulus fiskal secara terukur dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi melalui belanja pemerintah sehingga diharapkan pertumbuhan ekonomi 2009 akan meningkat lebih tinggi. Sedangkan dampak bagi neraca pembayaran atau cadangan devisa diperkirakan dapat meningkatkan cadangan devisa nasional sebesar Rp202 triliun atau mengalami peningkatan 9,7 persen dari kinerja yang sama dalam perkiraan realisasi APBN-P 2008.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008