Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pidato Kenegaraan mengenai RUU APBN 2009 di depan Rapat Paripurna DPR, di Jakarta, Jumat, menyatakan bahwa pada tahun ini Indonesia akan mencapai swa sembada beras. "Untuk pertama kalinya sejak masa Orde Baru, produksi beras nasional lebih tinggi daripada konsumsi beras kita. Itulah sebabnya, juga untuk pertama kali sejak masa Orde Baru, harga beras di dalam negeri lebih rendah daripada harga beras internasional," katanya. Hal itu, kata Presiden, patut disyukuri, karena di tengah situasi ekonomi dunia yang tidak menentu, kondisi pangan negara Indonesia relatif lebih baik dari banyak negara lain. Presiden menyatakan dalam suasana krisis pangan global saat ini, Indonesia harus memperkuat stok pangan nasional, dan oleh karena itu surplus beras harus dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Pemerintah, katanya, telah menetapkan stok beras nasional ditingkatkan hingga mencapai 3 juta ton dari sebelumnya hanya 1 juta ton. Penguatan stok beras akan menjamin ketahanan pangan Indonesia sekaligus menjamin stabilitas harga beras pada tingkatan yang terjangkau oleh masyarakat luas. Setelah stok beras itu kuat, barulah kemungkinan ekspor beras bisa dibicarakan, katanya. Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian pada 2009, terutama padi, jagung, dan kedele, alokasi anggaran untuk subsidi pupuk dan benih akan ditingkatkan hingga menjadi sebesar Rp32 triliun. Sementara itu, peningkatan subsidi pangan direncanakan untuk membantu penyediaan beras dengan harga yang lebih murah bagi sekitar 19 juta rumah tangga sasaran. (*)

Copyright © ANTARA 2008