Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan defisit anggaran sebesar Rp99,6 triliun dalam RAPBN 2009 atau 1,9 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto) dengan pendapatan negara dan hibah direncanakan Rp1.022,6 triliun, atau meningkat 14,3 persen dari APBN-P tahun 2008. Belanja negara mencapai Rp1.122,2 triliun, atau naik 13,4 persen dari APBN-P 2008. "Dengan besaran RAPBN tahun 2009 seperti itu, maka untuk pertama kalinya sejak Indonesia merdeka, pendapatan negara serta belanja negara dapat mencapai angka di atas Rp1.000 triliun," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di depan Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Jumat. Hal ini, menurut Presiden, menunjukkan, semakin jauh meningkatnya volume APBN bila dibandingkan di tahun 2005 yang masih sekitar Rp500 triliun dan menunjukan semakin pentingnya APBN dalam perekonomian dan pembangunan nasional. "Untuk peningkatan pelayanan dasar di bidang kesehatan, pendidikan dan pembangunan perdesaan, dianggarkan Rp142,8 triliun. Untuk program penanggulangan kemiskinan dianggarkan sebesar Rp66,2 triliun, dan khusus untuk pembangunan pedesaan dianggarkan sebesar Rp17,0 triliun," jelas Presiden. Menurut dia, sasaran yang hendak dicapai adalah; pertama, penurunan angka kemiskinan menuju ke angka 12-14 persen; kedua, peningkatan partisipasi jenjang pendidikan dasar hingga tingkat pendidikan tinggi; ketiga, peningkatan cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu secara cuma-cuma di kelas III Rumah Sakit, dan pelayanan kesehatan dasar bagi seluruh penduduk di Puskesmas; dan keempat, peningkatan aksesibilitas pelayanan transportasi yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam mencapai sasaran percepatan pertumbuhan dan memperkuat daya tahan ekonomi, yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur, dan energi, Pemerintah mengusulkan alokasi anggaran Rp77,7 triliun. "Anggaran tersebut akan difokuskan untuk mendukung pembiayaan bagi berbagai kegiatan yang menunjang pertumbuhan ekonomi sebesar Rp37,2 triliun, menjaga stabilisasi ekonomi sebesar Rp978,2 miliar, serta melaksanakan pembangunan infrastruktur dan energi sebesar Rp39,5 triliun," ungkap Presiden. Sasaran yang hendak dicapai, kata Presiden, adalah tingkat pertumbuhan investasi sebesar 12,1 persen dan pertumbuhan ekspor non-migas sekitar 13,5 persen. Dari sisi produksi, sasaran yang akan dicapai pada tahun 2009 adalah pertumbuhan sektor pertanian sebesar 3,7 persen, dan industri pengolahan nonmigas sebesar 6 persen. "Tingkat pengangguran terbuka diharapkan dapat diturunkan menuju angka 7-8 persen dari angkatan kerja," kata Presiden. Selanjutnya, kata Presiden, guna mendukung upaya anti korupsi, reformasi birokrasi, serta penyelenggaraan Pemilu 2009 secara jujur, adil, dan aman, Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp16,7 triliun.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008