Tokyo (ANTARA News) - Pemerintah Jepang dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) akan mengundang sembilan negara sedang berkembang di Asia, termasuk Indonesia, untuk membahas lebih lanjut soal pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang berlangsung di Hanoi, Vietnam. Hal itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Jepang kepada ANTARA News melalui surat elektroniknya di Tokyo, Jumat, mengingat negara-negara tersebut kerap menyampaikan keinginannya untuk mengembangkan lebih lanjut penggunaan nuklir untuk tujuan damai seperti keperluan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir. Sembilan negara itu adalah, Vietnam, Bangladesh, Indonesia, Nepal, Filipina, Malaysia, Thailand, Laos, dan Singapura. Kepada negara-negara tersebut akan diberikan manajemen energi nuklir yang berfokus pada "3S", yaitu masalah Security (keamanan), Safety (keselamatan), dan Safeguard (pemeliharaan/perlindungan). "Jepang akan mengirimkan sejumlah pakar nuklirnya ke seminar di Hanoi itu, untuk berbagi pandangan tentang manajemen nuklir, terutama yang menyangkut 3S tadi," kata pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang. Jepang bersama IAEA akan mendiskusikan pengelolaan PLTN dan juga penggunaan nuklir untuk maksud-maksud damai lainnya yang berbasis 3S. Penyelenggaraan seminar nuklir itu merupakan tindak lanjut dari KTT G8 di Hokkaido Juli lalu, yang menyerukan inisiatif perluasan bagi penggunaan energi nuklir bagi tujuan damai dengan mengutamakan prinsip 3S.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008