Jakarta (ANTARA News) - PT.Wijaya Karya Tbk (WIKA) memenangkan proyek RFO (Rehabilitation and Flexibility Operation) PF II dari PT Petrokimia Gresik senilai Rp129,5 miliar. "Pekerjaan kami memodifikasi pabrik penghasil pupuk phosphat SP36 menjadi pabrik pupuk yang dapat menghasilkan pupuk phosphat SP36 atau pupuk majemuk NPK," kata Direktur Utama WIKA, Bintang Perbowo di Jakarta, Senin. Menurut dia, kapasitas produksi Pabrik RFO PF II yang diharapkan dapat tercapai adalah 500.000 MTPY (Metric Ton Per Years) pupuk SP36 atau 480.000 MTPY pupuk NPK. Secara rinci Bintang mengatakan, lingkup pekerjaan meliputi, desain, pengadaan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian di bidang mekanikal, sipil, elektrikal, dan instrumentasi. Dengan dimenangkan proyek ini menurut Bintang berarti mengukuhkan kembali posisi WIKA sebagai perusahaan EPC (Engineering Procurement Construction). Beberapa proyek EPC yang telah berhasil dikerjakan oleh WIKA adalah proyek Tuban Aromatic dan pabrik kelapa sawit. WIKA juga sedang mengerjakan 2 (dua) proyek pembangkit listrik dalam kapasitas sebagai EPC, yaitu PLTU Sulawesi Utara (2x25 MW) dan PLTU Kalimantan Selatan (2x65 MW). Masing-masing proyek tersebut bernilai Rp 647 miliar dan Rp 600 miliar. Selain proyek RFO, WIKA juga berhasil mendapatkan Proyek Pengadaan Gas Turbine Pembangkit Listrik Tenaga Gas 40 Megawatt di Sumatera Utara dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) senilai Rp 170 milyar. Dengan proyek ini, WIKA kembali memberikan kontribusi terhadap sektor energi nasional. WIKA kini sudah menguasai 30 persen dari proyek pembangkit listrik yang termasuk di dalam crash program 10.000 MW pemerintah. Beberapa pembangkit listrik yang sedang dibangun oleh WIKA, selain PLTU Sulut dan PLTU Kalsel di atas adalah PLTU Banten 2 Labuan (2x300 MW), PLTU Indramayu (2x330 MW), PLTGU Tanjung Priok (2x350 MW) dan PLTU Pelabuhan Ratu (3x300 MW). WIKA juga sedang mengikuti tender PLN untuk menjadi Independent Power Producer (IPP) untuk dua pembangkit listrik yaitu PLTGU di Tampomas dan PLTU di Bali. Sampai akhir semester I 2008, pendapatan WIKA sudah mencapai Rp2,7 triliun, yaitu 45 persen dari target 2008 sebesar Rp6,05 triliun. Order Book yang sedang dikerjakan oleh WIKA sampai akhir semester I 2008 sudah mencapai Rp11,1 triliun atau 78,7 persen dari target order book 2008 yaitu sebesar Rp14,1 triliun. WIKA merupakan perusahaan BUMN Jasa Konstruksi yang mencatat pertumbuhan tertinggi di sektornya. Hal ini ditopang strategi integrasi perusahaan induk dengan anak seperti WIKA Beton, WIKA Intrade, WIKA Realty, dan WIKA NGK. WIKA tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 29 Oktober 2007.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008