Banda Aceh (ANTARA News) - Wakil Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Muhammad Nazar mengharapkan agar dunia internasional terus menjaga perdamaian di daerah itu, sehingga masyarakatnya bisa bangkit membangun dan memperbaiki ekonominya kembali. "Perdamaian di Aceh bisa terjadi berkat partisipasi dan dukungan dunia internasional, sehingga perlu terus dijaga agar masyarakatnya bisa bangkit membangun ekonomi yang layak," katanya ketika menerima kunjungan Presidential Friends of Indonesia dari 22 negara di Banda Aceh, Senin. Muhammad Nazar menyatakan, nota kesepahaman (MoU) Perdamaian antara Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 15 Agustus 2005 di Helsinki telah menciptakan perdamaian bagi masyarakat Aceh yang hampir 30 tahun dilanda konflik bersenjata. Petani, katanya, telah bisa menggarap kembali lahannya yang sempat terlantar, bagi pengusaha kecil juga sudah mulai mengembangkan usahanya, sehingga secara perlahan ekonomi masyarakat Aceh tumbuh secara signifikan. Oleh karenanya, Pemerintah Aceh yang didukung Pemerintah pusat dan internasional terus melakukan sosialisasi budaya damai kepada masyarakat, sehingga MoU Helsinki bisa terus berjalan di bumi "Serambi Mekkah", kata Wagub. Dikatakan, dengan adanya MoU Helsinki lahirlah berbagi produk hukum, diantaranya Undang-undang No.11/2006 tentang Pemerintahan Aceh dan adanya partai politik lokal yang bisa ikut Pemilu 2009 bersama partai politik nasional. Kemudian adanya Badan Reintegrasi Daerah Aceh yang program utamanya adalah rehabilitasi kembali ekonomi masyarakat korban konflik dan mantan anggota GAM yang didanai oleh Pemerintah pusat, katanya. Selain itu juga akan dibentuk Komite Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) dan Pengadilan Hak Azasi Manusia (HAM) yang merupakan amanat UUPA dan MoU Helsinki, kata Wagub. Selain itu, Wagub juga menjelaskan, Aceh kini sedang melakukan rehab rekons pasca tsunami yang kini hampir selesai 100 persen dimana dananya juga bersumber dari berbagai negara. Para tamu negara tersebut juga berkesempatan melihat berbagai pembangunan pasca rehab rekonstruksi dan meninjau lokasi bekas tusnami, seperti PLTD Apung yang kini menjadi saksi bisa musibah yang menewaskan ratusan ribu jiwa dan menghancurkan seluruh sarana dan prasarana milik masyarakat dan pemerintah.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008