Beijing (ANTARA News) - Hari-hari yang dialami atlet lompat galah Rusia, Yelena Isinbayeva di Olimpiade Beijing, merupakan pengalaman yang tidak dapat terlupakan. Jika pemegang rekor dunia lari 100 m putra Usain Bolt disebut-sebut sebagai "mesin terbang", maka Isinbayeva berhak atas julukan "ratu lompat galah". Atlet Rusia itu tidak hanya menafsirkan kembali teori gravitasi saat ia berhasil mencapai palang setinggi 5,05 meter. Hal itu memukau seluruh China. Jangkauannya itu menghasilkan emas Olimpiade pada Senin (18/8) malam. Atlet Rusia berusia 26 tahun itu kemudian memberikan ciuman ke arah kamera dan menunjukkan kukunya yang berwarna merah gelap pada para saingannya yang belum tampil. Tingkahnya ini tentu saja mengundang aplaus paling meriah sepanjang hari. Isinbayeva kemudian menghilang selama sekitar satu jam saat 11 atlet lainnya memperebutkan medali perak dan perunggu. Ia kembali lompat setinggi 4,70 untuk bergabung bersama tiga atlet yang masih berhak melaju pada babak selanjutnya. Namun, ia kemudian pergi lagi. Dia bahkan membawa selimutnya sendiri yang menurutnya dapat membantunya berkonsentrasi. "Saya suka ini dan ingin terus menyimpannya. Saya mencoba untuk berkonsentrasi," kata Isinbayeva mengenai selimutnya, seperti dilaporkan DPA. Jika selimutnya membuatnya terlalu hangat, ia akan mengenakan topi bisbolnya. Wajahnya juga ia tutupi dengan handuk. Jangkauan Isinbayeva selanjutnya mencapai 4,85 meter dan ia juga dapat menyelesaikannya dengan baik. Dia tersenyum bahagia setelah selesai dan senyumnya semakin melebar saat saingan terakhirnya dieliminasi. Dengan keputusan itu, Isinbayeva memastikan diri meraih gelar lainnya. Isinbayeva memilki tanggung jawab dalam Olimpiade ini, tentu saja. Namun, tanggung jawab itu bukanlah dalam bentuk rekor dunia yang dicetaknya pada nomor 4.95 meter. Penonton yang memadati stadion terpesona saat Isinbayeva berhasil melampaui ketinggian itu pada kesempatannya yang ketiga sekaligus terakhir. Dengan terciptanya rekor dunia, Isinbayeva membuat para penonton berdiri. Pencapaian Isinbayeva memastikan nomor lompat galah lainnya telah selesai. Pada kesempatan pertama, pencapaian Isinbayeva tidak terlalu baik. Pada usaha keduanya, hasil yang dicapainya juga belum maksimal. Rekor dunia baru berhasil diciptakan pada kesempatan ketiganya. Publik China kembali bergembira setelah kecewa melihat bintang lari gawang kesayangan mereka, Liu Xiang, mundur karena cedera beberapa jam sebelumnya. "Saya mencoba yang terbaik untuk penonton. Itu membuat saya sangat bahagia. Saya merasa tanpa dukungan mereka saya tidak akan berhasil menciptakan rekor dunia," kata Isinbayeva. "Saya suka saat saya sendirian di atas. Sangat keren dan saya ingin mengalaminya selama mungkin," ungkapnya. Ingin lampaui Bubka Rekor Senin (18/8) merupakan rekor dunia ke-24 yang diciptakan Isinbayeva. Ia bisa melampaui rekor Sergei Bubka pada lompat galah putra, dengan 35 rekor dunia, asalkan dia mampu menambah 12 rekor dunia lagi. Pada 2006 dan 2007, Isinbayeva tidak mencetak rekor dunia satu pun, namun sekarang ia kembali dengan rekor dunia ketiga sepanjang tahun ini saja. "Ya, saya akan melampaui rekor Bubka. Saya hanya perlu 12 rekor dunia lagi. Hidup akan membosankan tanpa rekor dunia. Jadi, saya akan melanjutkannya selamanya," kata Isinbayeva. "Batasan saya hanyalah langit," katanya, sambil memperlihatkan senyumnya yang menawan. (*)

Copyright © ANTARA 2008