Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta para menteri di Kabinet Indonesia Maju agar beradaptasi dengan gaya dan pola kerja Presiden Joko Widodo yang cepat dan responsif dalam menyelesaikan suatu persoalan.

Hal itu dikatakannya karena formasi Kabinet Indonesia Maju lebih banyak diisi figur baru, beberapa di antaranya mungkin belum mengenal mekanisme kerja dan dinamika birokrasi kementerian.

"Beberapa di antara para menteri dan wakil menteri mungkin belum mengenal mekanisme kerja dan dinamika birokrasi kementerian. Maka, inisiatif para menteri untuk segera konsolidasi menjadi sangat penting," kata Bamsoet dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu.

Dia menilai para menteri dan wakil menteri hendaknya segera konsolidasi dan berkoordinasi dengan semua satuan kerja di kementerian masing-masing.

Namun menurut dia, konsolidasi di kementerian tidak boleh terlalu banyak menyita waktu karena pada akhirnya, para menteri baru dituntut mampu beradaptasi dan mengikuti ritme kerja Presiden yang serba cepat dan responsif itu.

"Saya mengingatkan bahwa ekspektasi masyarakat terhadap Kabinet Indonesia Maju terbilang cukup tinggi. Masyarakat akan menunggu dan melihat apa yang bisa diperbuat oleh kabinet baru dalam 100 hari pertama masa bhakti para menteri," ujarnya.

Baca juga: Wamen PUPR: Kondisi geografis hambat pembangunan di Papua

Baca juga: Prabowo soal Wamen Pertahanan: Bagus

Baca juga: Puan: Menteri-wamen harus kompak


Menurut politisi Partai Golkar itu, masyarakat berharap kabinet baru lebih produktif dan lebih baik dari kabinet sebelumnya, sehingga harapan tersebut hendaknya diterima para menteri sebagai tantangan, bukan beban.

Dia mengaku optimis para menteri akan mampu mengikuti pola kerja Presiden yang serba cepat itu, khususnya dengan kombinasi figur senior dan sejumlah sosok muda, termasuk 12 wakil menteri.

Dia menilai agar bisa responsif seperti presiden, para menteri dan wakil menteri harus memiliki sensitifitas tinggi dan juga komunikatif dalam menyikapi berbagai persoalan yang berkembang di tengah masyarakat.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019