Serang (ANTARA News) - Sejumlah teman Abdul azis alias Imam Samudera (38) terpidana mati bom Bali I, yang kini sudah masuk ruangan isolasi di Lembaga Pemasyarakan (LP) Batu, Nusakambangan, Cilacap, hanya mendoakan semoga masuk surga jika dieksekusi nanti. "Semua manusia pasti ada kesalahan," kata Juheriyah (40) teman Imam Samudera, di Serang, Selasa. Dia mengatakan, Imam Samudera termasuk orang yang cerdas dan pandai sejak duduk dibangku MAN 1 Kota Serang, Banten. "Dia mulai kelas satu hingga lulus selalu menjadi juara umum, bahkan rata-rata nilai ijasah meraih angka sembilan," katanya. Begitu pula, saat menjadi guru di Madrasah Tsanawiyah (Mts) Kabaharan Mesjid Serang juga tenaga pendidik yang pandai dan dicintai murid. "Saya sama-sama dengan dia mengajar di sekolah itu," ujar Juheriyah. Saat itu, kata dia, Abdul Azis mengajar sebagai guru bidang studi Fisika. Dia mengajar di MTs Kabaharan Mesjid itu, selama dua tahun dan memiliki kelebihan dalam bidang studi Fisika tersebut. "Selain metodik pengajarannya mudah dimengerti juga ilmunya dipraktekkan langsung di sekolah," ujarnya. Karena itu, dirinya sebagai teman tentu tidak menyangka nasib Imam Samudera akan dieksekusi mati dihadapan tim regu tembak. "Saya menilai orang seperti dia itu bisa dimanfaatkan ilmunya untuk negara," katanya. Sukamdi, seorang guru MAN I Serang, menyatakan, saat Imam Samudera mengenyam pendidikan di sini termasuk siswa yang rajin, pendiam dan pandai. Selain itu, dia juga belum pernah bolos dan aktif di bidang kerohanian, pramuka dan sebagai ketua OSIS. "Saya sebagai guru hanya mendoakan saja, meskipun dengan cara dieksekusi itu," kata Sukamdi guru bidang studi Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB. Sementara itu, Kepala MAN I Serang, Uus Kadarusman, membenarkan bahwa Abdul Azis alias Imam Samudera terpidana mati bom Bali I itu adalah alumni MAN I Serang lulusan tahun 1980. "Kalau dilihat arsip ijasah Abdul Azis siswa yang berprestasi dengan nilai rata-rata sembilan," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008