Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengatakan nilai ekspor karet alam Indonesia pada 2007 mencapai 4,6 miliar dolar AS, atau sekitar 40 persen dari nilai ekspor komoditas pertanian, dengan total produksi sekitar 2,7 juta ton. Pada Lokakarya Agribisnis Karet di kampus Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta, Rabu, ia menjelaskan hasil ekspor itu memberikan kontribusi pendapatan kepada negara dalam berbagai bentuk jenis pajak dan pungutan perusahaan. "Berdasarkan analisis pakar dunia, diprediksi produksi karet alam dunia pada 2020 akan mencapai 13 juta ton dan Indonesia diperkirakan menjadi negara produsen karet alam terbesar dunia, dengan produksi total 4 juta ton," katanya. Menurut dia, untuk mengembangkan potensi dan memanfaatkan harga karet alam dunia, pemerintah menerbitkan peraturan menteri pertanian tentang kebijakan pengembangan karet nasional yang ditunjang melalui program revitaliasi perkebunan. Target utama program revitalisasi perkebunan karet adalah melaksanakan kegiatan peremajaan kebun karet tua dan perluasan areal kebun karet rakyat sekitar 60 hingga 85 ribu hektare, sehingga pada akhir 2010 dapat dicapai total pembangunan kebun sekitar 300.000 hektare. "Meskipun demikian, implementasi program revitalisasi perkebunan karet belum dapat berjalan sesuai yang diharapkan karena berbagai hambatan," katanya. Ia mengatakan berbagai upaya terus dilakukan untuk mengatasi hambatan implementasi tersebut, termasuk bagaaimana menyediakan bibit tanaman karet unggul untuk masyarakat. "Pusat penelitian karet harus melakukan inisiatif untuk berkontribusi di dalam percepatan sistem implementasi program revitalisasi perkebunan karet, terutama penyediaan dan pengembangan teknologi karet bagi petani," katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008