Jakarta, (ANTARA News) - Keberhasilan pemain tunggal putri Maria Kristin meraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008, menurut mantan pebulutangkis nasional Susy Susanti tidak terlepas dari keberhasilan tim Piala Uber Indonesia. "Piala Uber adalah titik balik bagi tunggal putri Indonesia. Keberhasilan tim Piala Uber telah meningkatkan percaya diri mereka, terutama Maria," ujar peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 dan perunggu Olimpiade Atlanta 1996 itu di Jakarta, Sabtu. Setelah bersama tim putri Indonesia berhasil melampaui target mencapai semifinal, dengan maju ke final kejuaraan dunia beregu putri Piala Uber di Jakarta, Mei lalu, sebulan kemudian Maria mencatat sukses mencapai final Indonesia Terbuka Super Series dan puncaknya meraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 pekan lalu. Sebelum memperkuat tim Uber Indonesia 2008, prestasi terbaik Maria dalam turnamen Super Series adalah mencapai perempatfinal Indonesia Terbuka 2007, selebihnya ia selalu tersingkir pada babak 32 dan 16 besar. Susy yang menjadi manajer tim Piala Uber Indonesia 2008, berharap keberhasilan Maria dapat memacu pemain tunggal putri lainnya untuk lebih berprestasi. "Tetapi PBSI juga harus memberi kesempatan yang sama bagi mereka seperti yang diberikan pada Maria," ujar Susy yang saat menjadi manajer tim Piala Uber menularkan prinsip "tidak takut kalah tetapi tidak mau kalah" pada para pemain sehingga mereka yang selama ini dipandang sebelah mata tampil meyakinkan hingga ke final. Ia juga menekankan, hubungan yang harmonis antara pemain dengan pelatih adalah faktor penting untuk membangun prestasi pemain. "Pelatih yang dapat menciptakan suasana menyenangkan dalam latihan sehingga latihan tidak terasa berat dan membosankan, sangat penting," katanya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008