Beijing, (ANTARA News) - Olimpiade Beijing yang berlangsung selama 16 hari sejak 8 Agustus lalu, ditutup secara resmi oleh Ketua Komite Olimpiade Internasional (IOC) Jacques Rogge, Minggu malam, dengan China tampil sebagai pengumpul medali emas terbanyak, sementara Indonesia berada di urutan ke-42. China mengumpulkan 51 medali emas, 21 perak, dan 28 perunggu, diikuti Amerika Serikat yang merebut 36 emas, 38 perak, 36 perunggu dan Rusia yang mendapat 23 emas, 21 perak, dan 28 perunggu. Indonesia yang merebut satu medali emas, satu perak dan tiga perunggu berada di urutan ke-42 bersama Bulgaria. Di antara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia berada di posisi kedua, di bawah Thailand, yang berada di urutan 31 setelah merebut dua medali emas dan dua perak. Namun Indonesia masih berada di atas Singapura, Malaysia, dan Vietnam yang sama-sama berada di urutan ke-71 dengan perolehan satu perak. Medali emas Indonesia dipersembahkan ganda putra bulutangkis Markis Kido/Hendra Setiawan, medali perak oleh ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir, sedang tiga perunggu disumbangkan oleh tunggal putri Maria Kristin Yulianti, atlet angkat besi Eko Yuli Irawan dan Triyatno. Upacara penutupan yang berlangsung di Stadion Sarang Burung Beijing itu juga dihadiri oleh Wakil Presiden Indonesia M Jusuf Kalla. "Ini luar biasa, hanya satu kata, luar biasa," kata Wapres Jusuf Kalla. Menurut Wapres, acara penutupan itu sendiri sangat pantas jika disebutkan sebagai yang paling hebat. "Dari segi penyelenggaraan, saya kira semua kepala negara yang hadir sepakat ini merupakan yang paling hebat," kata Wapres. Untuk menyambut acara penutupan tersebut di seluruh Beijing toko-toko tutup sejak pukul 18.00 waktu setempat. Suasana kota Beijing sendiri saat acara penutupan berlangsung terasa lenggang. Di seluruh penjuru kota terlihat masyarakat menyaksikan dari layar televisi. Stasiun televisi setampat, CCTV melakukan siaran langsung jalannya penutupan olimpiade. Sementara itu Ketua IOC Jacques Rogge menutup secara resmi penyelenggara Olimpiade yang ke-29 tersebut. "Ini Olimpiade yang sungguh luar biasa," kata Rogge pada penutupan Olimpiade yang baru pertamakali diselenggarakan oleh China itu. Dalam upacara penutupan yang berlangsung mewah tersebut, Rogge mengatakan bahwa melalui Olimpiade Beijing "dunia banyak belajar tentang China dan China banyak belajar tentang dunia." "Bintang-bintang baru telah lahir. Bintang-bintang dari Olimpiade sebelumnya kembali membuat kami kagum. Kami berbagi kebahagiaan mereka dan air mata mereka, dan kami betul-betul bagus dengan kemampuan mereka. Kami akan terus mengenang pencapaian yang kami saksikan di sini," katanya. "Kepada para atlet malam ini, Anda menjadi model yang sebenarnya. Anda sudah menunjukkan pada kami kekuatan persatuan dari olahraga. Semangat Olimpiade hidup dalam pelukan hangat para atlet dari negara-negara yang sedang konflik. Pertahankan semangat itu agar tetap hidup saat Anda kembali ke negara masing-masing." "Ini Olimpiade yang sungguh luar biasa." "Dan kini, sesuai dengan tradisi, saya menyatakan Olimpiade ke-29 ditutup, dan saya memanggil pada atlet-atlet muda dunia untuk berkumpul empat tahun dari sekarang di London, untuk merayakan Olimpiade ke-30." Pada awal upacara, atlet-atlet dari 204 negara peserta, yang bertarung memperebutkan 302 medali emas, berlari memasuki stadion, bercampur baur yang sangat berbeda dengan defile pada saat upacara pembukaan. Upacara penyerahan medali terakhir dihadiri penonton terbanyak saat pelari Kenya Samuel Wanjiru, yang memenangi nomor marathon putra yang digelar Minggu pagi, menerima medali emasnya dari Rogge. Saat para perwakilan dari ribuan sukarelawan, seperti juga anggota-anggota baru IOC, termasuk perenang Rusia Alexander Popov - memasuki stadion, lagu kebangsaan Yunani dikumandangkan, mengiringi kedatangan Rogge untuk memberi sambutan penutupan. Bendera Olimpiade kemudian diserahterimakan pada Walikota London Boris Johnson. Upacara penutupan berakhir dengan sebuah acara, yang menampilan gitaris Led Zeppelin Jimmy Page dan Leona Lewis menyanyikan lagu klasik tahun 70-an "Whole Lotta Love", sementara mantan kapten tim Inggris David Beckham menembak bola dari atas bus berwarna merah. Api Olimpiade yang menyala di atas stadion tersebut kemudian padam.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008