Makassar (ANTARA News) - Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin kembali menegaskan kesiapannya untuk maju di Pemilihan Presiden 2009, baik sebagai calon presiden maupun wakil presiden. "Ketika saya ditanya apakah bersedia atau mampu, maka saya dengan penuh kerendahan hati dan mohon ampun pada Allah SWT ingin menyatakah saya bersedia dan merasa mampu," katanya setelah berdialog dengan para pemuda Muhammadiyah di Makassar, Minggu (24/8) malam. Ia mengatakan siap maju ke Pilpres 2009, baik sebagai calon orang nomor 1 (presiden) di Indonesia, maupun sebagai orang nomor 2 (wapres). Namun, tentunya niat tersebut harus didukung oleh partai politik. Hingga saat ini, ujar Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, tawaran dari para fungsionaris partai masih dalam tahap wacana maupun pembicaraan informal. "Tentu dengan syarat ada partai yang mendukung, karena kita tahu pasti mekanismenya harus melalui pencalonan dari parpol," katanya. Namun, lanjut Din, ia masih menunggu persetujuan dari Muhammadiyah. Sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, ia telah berkomitmen untuk memimpin Muhammadiyah hingga 2010. Ia mengatakan baru akan maju dalam Pilpres 2009 apabila telah ada "pinangan" dari parpol dan kemudian mengantongi izin dari Muhammadiyah. Menurut Din, keputusannya untuk maju dalam pilpres belum mencapai final. "Setelah ada pencalonan, baru minta izin ke Muhammadiyah," katanya. Ia menegaskan Muhammadiyah tidak mempersiapkan diri untuk mencalonkan tokohnya menjadi presiden atau wakil presiden karena Muhammadiyah bukan partai politik. Namun, kalau ada dari kalangan Muhammadiyah maupun kader yang dianggap oleh rakyat memenuhi syarat, kata Din, berarti ada peluang untuk maju dalam pilpres. Dalam acara diskusi dengan kader muda Muhammadiyah dalam rangka acara Tanwir II Pemuda Muhammadiyah, Din meminta izin dan dukungan untuk maju dalam pilpres. Sebelum maju baik sebagai capres maupun cawapres, ada sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama, kemungkinan untuk menang. "Bisa menang atau tidak. Harus kalkulasi betul. Saya tidak mau gagah-gagahan," katanya. Apabila tidak diperhitungkan dengan baik-baik, kemungkinan akan menuai kekalahan . Jika kalah, maka yang akan menderita kerugian di antaranya adalah Muhammadiyah. "Mohon dipahami ini tidak cukup dengan semangat saja. Tidak cukup (dukungan) hanya dari Pemuda Muhammadiyah atau Angkatan Muda Muhammadiyah," kata Din di hadapan ratusan peserta Tanwir. Ia mengatakan jika dirinya memutuskan untuk maju sebagai capres, maka ia harus mengundurkan diri dari Muhammadiyah. Dan jika tidak terpilih dalam pilpres 2009, maka Din tidak akan kembali ke Muhammadiyah. "Risikonya harus mundur dari PP Muhammadiyah dan tidak boleh kembali kalau kalah. Itu etika pribadi saya," kata Din. (*)

Copyright © ANTARA 2008