Beijing (ANTARA News) - China telah mendeportasi delapan warganegara Amerika yang ditahan di Beijing pekan lalu, menyusul gelombang protes pro-Tibet yang bersamaan dengan Olimpiade, Kedutaan Besar AS di Beijing menyatakan Senin. Dua orang asing lagi yang ditahan, satu warganegara Inggris dan seorang lagi Tibet-Jerman, juga dilaporkan telah ditempatkan di pesawat yang akan meninggalkan China, kendati belum ada konfirmasi bahwa itu telah terjadi. "Pemerintah China memberitahu kami semalam bahwa delapan orang, yang masing-masing ditahan pada 20 dan 21 Agustus, dideportasi oleh pemerintah China," kata jurubicara Kedutaan Besar AS. Kedelapan orang tersebut meninggalkan China saat upacara penutupan Olimpiade sedang berlangsung, dan sebelum mereka meneyelsaikan masa tahanan 10-hari yang mereka terima pekan lalu. Penahanan itu telah menyulut tekanan tingkat tinggi AS bagi pembebasan mereka, dan Duta Besar Amerika Clark Randt secara pribadi campur-tangan atas nama kedelapan itu. Jurubicara tersebut mengatakan mereka diterbangkan ke luar China pada Ahad malam dengan menggunakan Air China ke Los Angeles. "Kami mendesak China agar melakukan tindakan positif dan memperhatikan keprihatinan dalam negeri serta internasional mengenai catatan hak asasi manusia dan kebebasan beragama," katanya, sebagaimana dilaporman AFP. Selain kedelapan warganegara Amerika itu, satu warganegara Inggris dan satu orang Tibet-Jerman juga ditahan pekan lalu. Warganegara Inggris tersebut, Mandy McKeown (41), direncanakan dibebaskan Senin, kata pemerintah Inggris. Perdana Menteri Inggris Gordon Brown memanfaatkan kunjungan ke Beijing untuk menghadiri acara penutupan Olimpiade untuk secara pribadi campur-tangan guna menjamin pembebasan perempuan Inggris tersebut, kata seorang pejabat di kantornya di Downing Street. Beberapa sumber diplomatik di Beijing mengatakan McKeown telah dijadwalkan terbang ke luar Beijing pada pagi harinya. Orang Tibet-Jerman itu, Florian Norbu Gyanatshang, juga dibekaskan dan berada di dalam satu pesawat yang dijadwalkan mendarat di Frankfurt, Senin pagi waktu setempat, demikian laporan majalah Jerman Der Spiegel di laman Internetnya. Kelompok pegiat Mahasiswa bagi Tibet Merdeka menyambut baik berita mengenai pembebasan kedelapan orang Amerika tersebut, tapi menyatakan China telah membebaskan mereka semata-mata untuk menghindari ternodanya upacara penutupan Olimpiade. "Setelah dua hari publikasi negatif mengenai penahanan tanpa pengadilan atas 10 pendukung Tibet, pemerintah CHina berusaha menindas berita yang bisa menodai upacara penutupan Olimpiade ini," kata Lhadon Tethong, Direktur Pelaksana Mahasiswa bagi Tibet Merdeka. Para pegiat pro-Tibet melancarkan sedikitnya delapan aksi dan protes kecil di Beijing sebelum Olimpiade selama Pertandingan tersebut, meskipun pengamanan berjalan ketat. Pemerintah mengusir aktivis asing dalam waktu satu atau dua hari setelah protes awal, tapi pekan ini mereka meningkatkan pendekatan dengan mengumumkan masa hukuman penjara 10 hari. Markas polisi Beijing dan Kementerian Luar Negeri China belum dapat dimintai komentar Senin. (*)

Copyright © ANTARA 2008