Sidoarjo, (ANTARA News) - Aktivitas perbaikan dan penguatan tanggul luapan lumpur Lapindo Brantas Inc, Senin, terhenti total, menyusul diblokirnya tiga akses menuju pusat semburan, sehingga mengakibatkan tanggul cincin (utama) kritis. Tiga pintu masuk yang ditutup masing-masing di pintu masuk Desa Siring, Ketapang dan pintu masuk di Desa Renokenongo. Sejumlah truk yang mengangkut material pasir baru (sirtu) tidak diperkenankan masuk oleh warga. Humas Badan Penanggulangn Lumpur Sidoarjo (BPLS), Ahmad Zulkarnain menyatakan, saat ini pekerja yang bertugas memperbaiki atau menguatkan tanggul tidak bisa bekerja. "Material untuk perbaikan dan peninggian tidak ada yang masuk akibat diblokir oleh warga, padahal saat ini kondisi tanggul cincin mengkhawatirkan", kata Izul sapaan akrab Ahmad Zulkarnain. Menurut dia, volume lumpur dengan bibir tanggul hanya berjarak sekitar 30 sentimeter, sementara untuk aktivitas BPLS hanya membuang ke sisi utara pusat semburan, yakni mengalirkan ke kolam penampungan Perum TAS I, Renokenongo, Glagah Arum dan Siring. "Dari keempat kolam tersebut, tanggul Renokenongo yang menghubungkan pusat semburan (cincin) kondisinya sangat memprihatinkan", katanya menjelaskan. Ia mengemukakan, jika tidak segera teratasi akan terjadi "over toping". Karena itu ia berharap, agar warga khususnya yang berada di Renokenongo dan pintu masuk Desa Siring bisa kembali membuka pemblokiran. "Tanggul cincin di Renokenongo sangat kritis dan segera membutuhkan material sirtu", katanya menambahkan. Ratusan korban luapan lumpur Lapindo Brantas Inc di Porong Sidoarjo, melakukan aksi pemblokiran di tiga titik akses masuk perbaikan tanggul, sehingga pengiriman material sirtu menuju pusat semburan terganggu. Warga mendesak Lapindo Brantas Inc atau Minarak Lapindo Jaya segera mempercepat pembayaran sisa 80 persen ganti rugi, karena sudah jatuh tempo (dua tahun) dan sudah diatur dalam Perpres No 14/2007.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008