Bangkok, (ANTARA News)- Ribuan pemrotes menyerbu stasiun televisi pemerintah Thailand, NBT, Selasa menyebabkan terhentinya siaran, sebagai bagian dari unjuk rasa dalam usaha menggulingkan pemerintah koalisi. Para wartawan NBT meninggalkan studio mereka dan pindah ke sebuah ruangan di markas besar Polisi Lalulintas Bangkok, dari mana mereka mulai melakukan siaran setelah satu jam terganggu, demikian diwartakan Reuters. "Kami tidak dapat melakukan siaran dari kantor pusat Vibhavadi karena ada 5.000 pemrotes di kompleks itu," kata pemimpin NBT Suriyong Hoonthasarn kepada Reuters. Pasar bursa anjlok dua persen pada pembukaan karena ada kekuatiran terjadi bentrokan antara para pengunjukrasa dan polisi, walaupun turun 1,55 persen pada pukul 0400 GMT (11:00 WIB). Pasar saham Bangkok anjlok hampir 23 persen sejak Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD), satu kelompok pengusaha dan sarjana melakukan kampanye untuk menggulingkan pemerintah pada 25 Mei. Nilai mata uang baht menurun menjadi sekitar 34,22 terhadap dolar, paling lemah sejak Nopember, dari penutupan 34.09 Senin. Sebelumnya , polisi menahan 80 orang yang membawa pistol , tongkat golf dan pisau setelah mereka menerobos masuk ke studio-studio NBT sebagai bagian mengawali protes-protes lebih luas yang diselenggarakan PAD. Ketika ribuan para pendukung PAD berkumpul , polisi berdiri di kompleks itu. "Mereka berteriak "keluar, keluar` berulangkali pada Kamis. Semua dari 150 dari kami ditahan sebentar sebelum polisi tiba dan meminta mereka turun ke lantai dasar," kata penyiar Soifah Osukonthip. Kepala stasiun televisi itu Suriyong mengatakan para pengunjukrasa mendeklarasikan tindakan itu satu " hari revolusi rakyat". PAD mengatakan mereka sedang sedang mengusahakan ratusan ribu orang akan bergabung dalam satu unjukrasa ke Kantor Pemerintah yang memaksa Perdana menteri Samak Sundaravej memindahkan sidang kabinet mingguannya ke satu kompleks militer utara Bangkok. Polisi mengatakan mereka memperkirakan hanya sekitar 35.000 pengunjukrasa. "Dengan ulang tahun kedua kudeta September 2006 terhadap PM (waktu itu) Thaksin Shinawatra hanya tiga minggu lagi , panglima militer Jenderal Anupong Paochinda mengatakan militer tidak akan turun tangan untuk memulihkan ketertiban. "Militer tidak akan melakukan kudeta. Rakyat dijamin mengenai hal itu," katanya kepada televisi saluran 3. "Ini adalah tugas polisi." Jurubicara kepolisian nasional Surapol Thuanthong, Senin mengatakan polisi tidak akan berkonfrontasi dengan para pengunjukrasa, tetapi akan didukung truk-truk pemadam kebakaran dan ambulan. Ia tidak mengatakan berapa banyak polisi anti huru hara akan dikerahkan. Samak, yang dituduh PAD merupakan kepanjangan tangan Thaksin, dalam satu wawancara televisi, Senin mengatakan ia tidak terancam oleh unjukrasa itu dan akan tetap melakukan sidang kabinet mingguannya. "Jika mereka melanggar undan-undang , mereka akan ditangani sesuai dengan peraturan," katanya.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008