Tripoli (ANTARA News) - Sebuah pesawat penumpang Sudan dibajak Selasa setelah meninggalkan Darfur yang dilanda-perang dan dipaksa untuk mendarat di Libya, pemerintah Sudan dan Libya mengatakan. Otoritas Penerbangan Sipil Libya mengatakan 95 penumpang berada dalam pesawat Boeing 737/200 mendarat di bandara Kufrah, kota oasis di bagian tenggara negara itu, lapor kantor berita pemerintah Libya Yana. "Pihak berwenang memberikan izin pada pesawat tersebut untuk mendarat di bandara itu karena alasan kemanusiaan bahwa pesawat itu kehabisan bahan bakar," kata seorang pejabat penerbangan Libya yang tak disebutkan namanya. Tiga anggota senior bekas satu gerakan pemberontak Darfur yang menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah termasuk di antara penumpang pesawat itu, seorang jurubicara kelompok tersebut mengatakan. Sejumlah anggota pemerintah regional Darfur juga naik pesawat itu, kata kantor berita resmi Mesir MENA. Pesawat itu, milik perusahaan penerbangan swasta Sunair yang bermarkas di Khartoum, baru saja berangkat dari ibukota Darfur Selatan menuju ke Khartoum. "Sekitar setengah jam setelah bertolak seorang pembajak menuntut pergi ke Kairo sebagai tujuan," kata seorang jurubicara Otoritas Penerbangan Sipil Sudan, Abdel Hafiz Abdel Rahim. MENA melaporkan bahwa empat pria telah merampas pesawat itu. Pemerintah Mesir menolak memberi izin pada pesawat itu untuk mendarat di Mesir dan pesawat itu mengubah tujuan ke arah Libya, saluran TV berbahasa Arab Al Jazeera mengatakan. Hamdi Hassan al-Tahar, manajer keamanan di Sunair, mengatakan pesawat itu mengangkut 77 penumpang dan lima orang awak. "Kami tidak memiliki informasi mengenai siapa yang membajak pesawat itu dan kami tidak punya kontak dengan penumpangnya," katanya. Wilayah Darfur telah menjadi daerah konflik sejak pemberontakan terhadap pemerintah Khartoum meletus lebih dari lima tahun lalu. Pakar internasional mengatakan lebih dari 2,5 juta warga Darfur telah terusir dari rumah mereka dan 200.000 orang tewas akibat kekerasan itu. Sudan menyebutkan korban tewas hanya sekitar 10.000 orang. Pemberontak telah pecah menjadi lebih dari 24 kelompok. Tiga anggota senior salah satu bekas kelompok pemberontak Darfur naik pesawat yang dibajak itu, kata seorang jurubicara. Mohammad Bashir dari kelompok Minni Arcua Minnawi dari Gerakan Pembebasan Sudan mengenali mereka sebagai penasehat Minnawi, komisaris gerakan itu, dan salah satu arsitek perjanjian damai Darfur 2006. "Kami memiliki tiga anggota senior di pesawat itu, dan beberapa orang yang lain. Mereka naik (pesawat) dan ada orang yang membajaknya," katanya. Satu sumber yang dekat dengan otoritas penerbangan sipil Sudan mengatakan ada perkelaian di bandara Nyala ketika kelompok SLM berusaha untuk naik pesawat dengan membawa senjata. Minni Minnawi adalah pemimpin pemberontak Darfur yang paling berpengaruh yang menandatangani perjanjian damai, yang sebagian besar kelompok tolak. SLM menjadi mitra dalam pemerintah nasional tapi Minnawi meninggalkan Khartoum beberapa bulan lalu dan telah menjauhkan dirinya dari pemerintah, kata sumber politik, demikian Reuters.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008