Singapura (ANTARAn News) - Harga minyak dunia naik di perdagangan Asia, Rabu, dipicu kekhawatiran badai Gustav akan menerjang Teluk Meksiko, tempat beradanya instalasi penting sektor energi AS, para dealer menyatakan. Kenaikan juga ditopang oleh kemungkinan semakin meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Barat, menyusulk pengakuan Moskow atas Ossetia Selatan dan Abkhazia sebagai independen, kata mereka. Kontrak utama New York untuk minyak mentah jenis lihgt sweet pengiriman Oktober naik 67 sen menjadi 116,94 dolar per barel setelah mengalami kenaikan 1,16 dolar pada penutupan di lantai perdagangan AS, Selasa. Minyak mentah Laut Utara, Brent juga untuk pengiriman oktober naik 23 sen menjadi 114,86 dolar AS per barel. "Pasar minyak tetap merasa cemas dengan Badai Gustav, dengan prediksi menunjukkan badai kemungkinan bergerak ke Teluk Meksiko," kata David Moore, analis komoditi pada Commonwealth Bank of Australia yang berbasis di Sydney. Gustav juga menerjang Jamaika dan Kuba, dan mungkin anjungan minyak lepas pantai di Teluk Meksiko pada pekan ini -- sebuah ancaman yang dapat mendorong harga minyak berjangka naik. Sementara, perusahaan raksasa energi Inggris-Belanda, Royal Dutch Shell memgatakan pihaknya berencana mengevakuasi beberapa stafnya dari fasilitas Teluk karena ancaman Gustav. "Berdasarkan jalur Gustacv saat ini diperkirakan dapat menerjang Teluk Meksiko akhir pekan ini, kami sedang membuat perencanaan logistik untuk mengevakuasi staf yang tidak penting untuk kegiatan produksi atau pengeboran," kata Shell dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan AFP. "Evakuasai dapat dimulai pada awal Rabu. Produksi di sana saat ini tidak terpengaruh." Para analis Barclays Capital menulis dalam catatan kepada para nasabahnya: "Gustav terus menunjukkan sebuah potensi ancaman terhadap instalasi minyak dan gas di kawasan Teluk dan akan terus dipantau secara seksama." Pada Selasa pagi, harga minyak telah turun karena melemahnya data Jerman memicu kekhawatiran tentang pelambatan pertumbuhan ekonomi global dan melemahnya permintaan energi global. Meningginya ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat setelah tindakan militer Moskow di Georgia juga memicu kekhawaitran tentang pasokan. Para investor mencemaskan akan adanya gangguan baru pada jaringan pipa yang mengalirkan minyak mentah Azerbaijan dari Laut Kaspia ke pelabuhan Ceyhan di pesisir Mediterania Turki. Harga minyak mengalami penurunan dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS pada 11 Juli lalu setelah menembus 100 dolar AS pada awal tahun ini. (*)

Copyright © ANTARA 2008