Surabaya (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal mengakui pesawat Sriwijaya Air saat mendarat di Bandara Sultan Thaha, Jambi, sekitar pukul 16.45 WIB, keluar landasan (over run). "Saya dapat laporan dari Presdir Sriwijaya Air bahwa pesawatnya di Jambi mengalami `over run`," katanya menjawab pers di atas Kereta Luar Biasa (KLB) Malang-Surabaya, Rabu. Jusman berada di atas KA itu dalam rangkaian Kunjungan Kerja sekitar empat hari di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk mengecek persiapan Angkutan Lebaran 2008. Menurut Jusman, pesawat itu keluar landasan dan masuk ke sawah sehingga menyebabkan roda pendaratan pesawat bagian depan (nose wheel) patah dan dua mesin terlepas. "Semua penumpang selamat, tetapi satu orang petani di luar pesawat itu dilaporkan kakinya patah, enam penumpang luka ringan dan dinyatakan semua penumpang selamat," kata Jusman. Oleh karena itu, lanjutnya, KNKT di bawah pimpinan ketuanya, Tatang Kurniadi bersama dua investigator dan satu pejabat Direktorat Sertifikasi Kelaikan Udara (DSKU) akan terjun ke lokasi, besok (28/8). "Penyebab kecelakaan akan disampaikan KNKT setelah proses investigasi selesai," kata Jusman. Menhub atas nama pemerintah, kata Jusman, turut prihatin dengan peristiwa tersebut dan telah meminta kepada Sriwijaya Air untuk menyelesaikan segala persoalan dan berkoodinasi dengan KNKT. "Kejadian tersebut berkategori kecelakaan karena dua mesinnya lepas," katanya. Dikatakannya, sebuah peristiwa disebut kecelakaan bila, pertama ada korban meninggal dan kedua, struktur pesawat itu `broken down` (patah, rusak berat dan lepas). Terkait dengan jenis pesawat yang mengalami musibah itu yakni B737-200, Menteri Jusman menegaskan, sebenarnya sejak lama sudah menganjurkan kepada Sriwijaya Air untuk menggantiya. "Alasan utamanya bahan bakarya boros," katanya. Didesak apakah langkah kongkret pemerintah terhadap populasi pesawat B737-200 mengarah kepada penghentian sementara? Jusman menjawab, "Hal itu bukan tidak mungkin untuk dilakukan". "Tentu setelah didapat bukti-bukti bahwa pesawat jenis itu, secara sistemik ditemukan fakta dapat membahayakan keselamatan penerbangan. Untuk itu, kita tunggu hasil investigasi KNKT," katanya. Setelah didapat hasil investigasi, tambahnya, bisa saja populasi pesawat itu dilarang untuk dioperasikan (digrounded), bisa sementara atau permanen. Sebelumnya, juru bicara KNKT, J.A. Barata menjawab pers di sela Kunjungan Kerja Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal di Malang, Rabu. Menurut Barata, info sementara yang diterima KNKT adalah, pesawat tersebut bernomor register PK-CJG dan mengalami kecelakaan di Bandara Sultan Thaha, Jambi, pada pukul 16.25 WIB. "Semua penumpang dan kru dari pesawat yang bertolak dari Jakarta itu, selamat," kata Barata. Namun, kerusakan pesawat cukup parah yakni mesin sebelah kanan lepas, roda pendarat depan (nose landing gear) patah, radom juga lepas dan pesawat keluar landasan. "Saat ini KNKT masih melakukan verifikasi informasi secara detil," kata Barata.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008