Banda Aceh (ANTARA News) - Ulama mengingatkan masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) bahwa "pesta" pantai menjelang Ramadhan bukan ajaran Islam yang perlu diabaikan guna menghindari nilai negatif dalam kehidupan. "Mendatangi pantai dan objek wisata lainnya setiap menjelang Ramadhan atau dikenal dengan istilah `minggu abeh` itu bukan tradisi Islami, karena lebih banyak mudharat daripada manfaatnya," kata Sekretaris Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk Faisal Aly, di Banda Aceh, Rabu. Menurutnya, daripada masyarakat mengunjungi objek wisata terutama kawasan pantai maka lebih baik melakukan gotong-royong massal membersihkan rumah ibadah (meunasah dan masjid) menjelang bulan Suci Ramadhan. "Beramai-ramai ke pantai menjelang puasa itu seakan menjadi tradisi umat menyambut puasa. Sesat jika ada orang yang berpendapat seperti itu. Beramai-ramai ke objek wisata, apalagi bagi pasangan muda/mudi yang bukan muhrim melanggar syariat Islam," tambah dia. Faisal Aly mengimbau seluruh elemen masyarakat muslim agar tidak menuruti kebiasaan "minggu abeh" karena akan menambah dosa, padahal Islam sudah dijelaskan bahwa memperbanyak ibadah atau berbuat baik menjelang dan pada bulan Ramadhan. "Akan menjadi aneh, jika orang mencari dosa pada bulan yang penuh ampunan dan berkah dengan menggelar berbagai acara hiburan atau pesta yang justru merusak nilai-nilai Islami," kata dia. Untuk itu, ia mengimbau Pemerintah Aceh agar mengeluarkan aturan yang tegas berupa larangan melakukan berbagai kegiatan menjelang Ramadhan yang tidak sesuai dengan tuntunan Syariat Islam yang telah diberlakukan secara kaffah (menyeluruh) di Aceh.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008